Dalam grup InveStory ID, ada diskusi yang menarik yaitu pertanyaan tentang mana yang terbaik, membeli saham dengan metode DCA atau menggunakan metode Lumpsump?

Sebenarnya saya langsung ingin menjawab dengan kata-kata TIDAK ADA YANG TERBAIK, karena masing-masing investor mempunyai kondisi yang berbeda-beda baik dari sisi modal awal, modal tambahan hingga jangka waktu dan bursa saham yang sangat dinamis.

Disini saya akan mencoba menjabarkan tentang keduanya dan ternyata di investor awam ada miskonsepsi dengan kata lumpsump yang saya temui ketika menulis artikel ini.

Silahkan disimak pelan-pelan ya

Temukan Saham Fundamental Bagus, Undervalue dan Di Bawah Rp 1000/ lembar

Belajar Langsung Analisa Value Investing GRATIS Via Telegram di

Follow Instagram InveStory ID untuk hiburan bursa saham

Sebelum membahas lebih jauh tentang DCA atau Lumpsump maka kita harus mengetahui pengertian dari 2 kata tersebut.

Pengertian Dollar Cost Averaging (DCA)

Mengutip dari web Forbes, Dollar cost averaging is an investing strategy that can help you lower the amount you pay for investments and minimize risk. Instead of purchasing investments at a single price point, with dollar cost averaging you buy in smaller amounts at regular intervals, regardless of price. Over the long term, dollar cost averaging can help lower your investment costs and boost your returns.

Terjemahan bebasnya kira-kira begini (saya ambil dari Google Translate ya)

Dollar Cost Averaging adalah strategi investasi yang dapat membantu Anda menurunkan jumlah yang Anda bayar untuk investasi dan meminimalkan risiko. Alih-alih membeli investasi pada satu titik harga, anda membeli dalam jumlah yang lebih kecil secara berkala, berapa pun harganya. Dalam jangka panjang, rata-rata biaya dolar dapat membantu menurunkan biaya investasi Anda dan meningkatkan pengembalian Anda.

Menurut web Bibit, pengertian strategi nabung rutin atau Dollar Cost Averaging (DCA) adalah sebuah metode sederhana dimana kalian membeli saham tanpa memperhitungkan naik turunnya harga saham sehingga di momen tertentu akan mendapat lot lebih banyak, di momen yang lain akan mendapat lot lebih sedikit.

Sebenarnya metode DCA ini ada 2 konsep yaitu membeli dengan jumlah yang sama

  • berdasarkan lotnya
  • berdasarkan besaran uang

Di atas merupakan harga saham BUDI dan kita bisa mencoba menggunakan konsep DCA dengan 2 konsep di atas dimulai pada tanggal 4 Januari 2021.

1. Membeli menggunakan jumlah lot yang sama tiap bulan

Tanggal, jumlah lot yang dibeli, total lot, harga pembelian, rata-rata harga pembelian

04 Jan 2021 : 1 lot (1 lot) : 101 (101)

04 Feb 2021 : 1 lot (2 lot) : 98 (99.50)

04 Maret 2021 : 1 lot (3 lot) : 108 (102.33)

05 Apr 2021 : 1 lot (4 lot) : 117 (106)

04 Mei 2021 : 1 lot (5 lot) : 157 (116.20)

04 Jun 2021 : 1 lot (6 lot) : 195 (129.33)

05 Juli 2021 : 1 lot (7 lot) : 165 (134.43)

04 Ags 2021 : 1 lot (8 lot) : 238 (147.38)

03 Sep 2021 : 1 lot (9 lot) : 197 (152.89)

Dengan menggunakan jumlah lot yang sama maka harga rata-rata saham BUDI milik kita adalah Rp 152.89 dan harga saat ini Rp 181 artinya kita memiliki floating profit 18%. Uang yang digunakan untuk membeli saham BUDI sebanyak 9 lot adalah Rp 137.604.

2. Membeli menggunakan jumlah uang yang sama tiap bulan

Sekarang kita akan mencoba dengan menggunakan metode yang kedua yaitu dengan membeli menggunakan jumlah uang yang sama.

Di poin no 1 untuk mendapatkan 9 lot saham membutuhkan modal Rp 137rb, dan di metode yang kedua ini dipecah menjadi 20rb 6x dan 17rb 1x (total 137rb)

04 Jan 2021 : 1 lot (1 lot) : 101 (101) (20.000-10.100 = 9900)

04 Feb 2021 : 3 lot (4 lot) : 98 (98.75) (29.900-29.400 = 500)

04 Maret 2021 : 1 lot (5 lot) : 108 (106) (20.500-10.800 = 9700)

05 Apr 2021 : 2 lot (7 lot) : 117 (109.14) (29.700-23.400 = 6300)

04 Mei 2021 : 1 lot (8 lot) : 157 (115.12) (26.300-15.700 = 10.600)

04 Jun 2021 : 1 lot (9 lot) : 195 (124) (30.600-19500 = 11.100)

05 Juli 2021 : 1 lot (10 lot) : 165 (128.1) (28.100-16.500 = 11.600)

Dengan menggunakan nominal yang sama yaitu Rp 137rb dan menggunakan metode membeli dengan besaran uang yang sama (Rp 20.000 per bulan) kita mendapat 10 lot dengan harga rata-rata 128.1 dan sisa uang Rp 11.600.

Rata-rata pembelian saham BUDI 128.1 dan harga saat saat ini 181 (sesuai gambar di atas) artinya kita mendapat floating profit 41.2%.

Dengan anggaran yang sama yaitu Rp 137rb, ternyata menggunakan metode DCA dengan uang pembelian yang sama tiap bulan menghasilkan

  • jumlah lot yang lebih besar
  • floating profit yang lebih besar
  • masih ada uang sisa di RDN

Apakah artinya DCA dengan metode membeli dengan jumlah uang yang sama LEBIH BAIK dibanding dengan menggunakan metode membeli dengan jumlah lot yang sama?

Dari hitungan di atas IYA, tapi biar semakin membuktikan teori yang ada teman-teman bisa mencoba untuk mempraktekkan karena bursa saham sangat dinamis pergerakannya

Jika ternyata hasilnya berbeda bisa dishare ke grup Telegram InveStory ID

Yang perlu diperhatikan dalam metode DCA ini adalah

  1. Pastikan emiten yang akan dicicil rutin ini memiliki kinerja fundamental yang bagus dan kalo bisa ISTIMEWA. Kalian bisa menemukannya menggunakan 5 Jurus Sederhana yang saya tulis di artikel ini 5 JURUS SEDERHANA Cara Memilih Saham Menggunakan Analisa Value Investing + Contoh Sahamnya (DIJAMIN BISA)
  2. Konsistensi untuk menggunakan uangnya di saham dan tidak digunakan untuk hal lain
  3. Konsistensi untuk membeli emiten yang sama
  4. Mau tidak mau pantau grafik harga agar bisa mendapatkan harga terbaik (minimal memantau saat mau membeli)

Keuntungan metode DCA :

  1. Resiko lebih terjaga jika ternyata harga sahamnya fluktuatif
  2. Jika harga sahamnya menurun ada potensi membeli di harga bawah
  3. Modal bisa kecil

Kerugian metode DCA :

  1. Jika sahamnya ternyata terbang maka keuntungannya tidak maksimal
  2. Mau tidak mau harus rutin pantau market juga walopun belinya rutin

Oh ya tanggal pembelian sahamnya boleh setiap tanggal yang sama, atau yang penting 1 bulan sekali beli berapapun tanggalnya ya.

Contoh di atas hanya biar memudahkan saja menggunakan tanggal yang sama.

Temukan Saham Fundamental Bagus, Undervalue dan Di Bawah Rp 1000/ lembar

Belajar Langsung Analisa Value Investing GRATIS Via Telegram di

Follow Instagram InveStory ID untuk hiburan bursa saham

Sekarang kita lanjut dengan metode lumpsump

Pengertian metode investasi lump sum adalah menyetor sejumlah dana besar di awal investasi dan membiarkan uang investasi tersebut bergerak naik turun mengikuti perkembangan pasar, tanpa melakukan tambahan investasi (top up) sampai investor memutuskan untuk mencairkannya.

Dalam konteks saham yaitu kita akan membeli saham 1 perusahaan cuma sekali dan kita tidak akan membeli lagi walopun dengan tujuan menambah lot, average down atau average up.

Yang perlu diperhatikan dalam metode lumpsump ini adalah

  1. Modalnya sudah cukup besar menurut kita
  2. Pastikan emosi kita cukup stabil melihat harga saham naik turun karena kita tidak akan melakukan average down atau average up
  3. Sebaiknya saham yang dibeli merupakan perusahaan yang mempunyai kinerja ISTIMEWA dan market leader serta dalam trend bullish
  4. Pastikan waktu investasi kita di atas 3 tahun agar hasil investasi yang kita lakukan terlihat hasilnya.
  5. Walaupun susah tapi SEBAIKNYA kita membeli di waktu yang TEPAT (bisa dicari tetapi semoga beruntung). Kalian bisa menggunakna metode ini Kapan Waktu Yang TEPAT Membeli Saham?
  6. Metode lumpsump sebaiknya dipake di instrumen yang fix seperti deposito, emas (dengan tujuan jangka panjang), sukuk, obligasi atau reksadana pasar uang BUKAN di saham

Dengan menggunakan metode lumsump ketepatan membeli saham jelas menjadi poin SANGAT PENTING karena kalo kita membeli saat harga di bawah kita bisa mendapat profit yang maksimal dan jika kita membeli di harga PUCUK ya banyak-banyak berdoa aja.

Kalo menggunakan metode lumsump kira-kira kita akan beli di harga berapa? Hehehehe…

Tapi pertanyaannya adalah apakah memang ada yang membeli saham dengan metode lumpsump?

Entahlah sepertinya tidak ada ya kecuali memang dia membeli saham terus lupa dengan akun aplikasi sekuritasnya…hehehe…

Tapi pastinya di luaran sana ada saja yang menggunakan metode lumpsump ini.

Untuk investor sekelas Pak Lo Kheng Hong (Panutan investor di Indonesia) tidak melakukan lumpsump dalam membeli saham utamanya saham PTRO seperti gambar di bawah ini

https://stockbit.com/#/symbol/PTRO/insider (Diakses tanggal 25/09/2021)

Mungkin bisa aja sih kalian membeli saham dengan metode lumsump tapi justru untuk jangka pendek contohnya ketika harga komoditas sedang turun di harga bawah maka kalian akan langsung membeli saham batubara dan tunggu aja sampe harga batubara naik yang nantinya saham batubara ikut terkerek naik karena kinerjanya positif. Tetapi metode seperti itu sangat riskan.

Selain terlalu riskan, ternyata menurut saya masih ada miskonsepsi dengan metode lumpsump ini.

Di grup diskusi ada yang bertanya jika saya mau akumulasi sebaiknya DCA atau lumsump?

Dari pertanyaan di atas sudah diketahui bahwa yang namanya akumulasi adalah beli dicicil alias mengumpulkan pelan-pelan yang artinya masuk ke DCA.

Contoh saya setiap bulan melakukan topup 1juta dan semuanya dibelikan saham AYAM maka saya menerapkan metode lumpsump.

Bulan berikutnya saya topup lagi 1juta dan saya belikan saham KUDA maka saya melakukan pembelian dengan metode lumpsump.

Di bulan ketiga saya topup 1 juta lagi dan saya belikan saham AYAM berarti saham AYAM sudah bukan lumpsump tapi sudah DCA.

Keuntungan metode lumpsump :

  1. Jika membeli di waktu yang KEBETULAN TEPAT maka hasilnya akan maksimal
  2. Tidak capek buka aplikasi sekuritas untuk membeli saham

Kerugian metode lumsump :

  1. Jika membeli di waktu yang TIDAK TEPAT, maka kemungkinan rugi atau floating lossnya sangat besar
  2. Modal harus besar di awal

KESIMPULAN

Saya menyarankan teman-teman untuk membeli saham secara DCA saja walopun modalnya sudah besar karena kita harus memanajemen resiko dibanding berharap dapat HOKI.

DCA yang mana? Bebas. Kedua metode DCA bisa dipake semua.

Jika memang teman-teman tidak punya waktu untuk belajar saham sehingga harus menggunakan metode lumpsump maka LEBIH BAIK jangan berinvestasi di saham tetapi uangnya bisa dimasukkan ke deposito, sukuk atau obligasi atau Reksadana Pasar Uang.

Pertanyaan 

Saya berinvestasi saham tapi modalnya kecil, sebaiknya langsung beli aja atau dikumpulkan dulu biar banyak baru dibelikan saham?

Sebenarnya pertanyaan yang menurut saya sangat tricky karena memang bursa saham sangat dinamis tetapi saya akan mencoba menjawab dengan pelan-pelan ya.

Yang pasti pertanyaan seperti ini lebih banyak ditanyakan oleh para investor pemula sehingga jawaban di bawah ini lebih cocok untuk pemula ya.

1. Pastikan sudah belajar detail tentang saham karena modal kecil maupun modal besar yang pertama harus dimiliki adalah ilmunya. Kalian bisa mengunjungi Kurikulum Saham by Investory

2. Pastikan uang sudah di topup ke RDN karena kemungkinan uangnya dipake kegiatan yang lain akan lebih minimal

3. Berapapun modal yang kalian punya belilah saham dengan maksimal 50% dari jumlah modal yang ada.

Jika hanya punya modal 1juta maka belilah saham maksimal Rp 500rb, yang Rp 500rb diamkan dulu di RDN.

Jika langsung dengan modal Rp 50juta maka gunakan saja maksimal Rp 25juta.

4. Belilah saham yang harganya di bawah Rp 1000 dengan maksimal pembelian 50% dari uang yang DIGUNAKAN untuk membeli saham.

Lihat di poin 3 kita punya anggaran Rp 1juta dan uang yang akan kita gunakan untuk membeli saham maksimal Rp 500rb. Dari Rp 500rb yang akan kita belikan saham hanya Rp 250rb.

5. Setelah kita nyaman dan mengetahui psikologis market barulah kita bisa menyusun strategi apakah dikumpulkan dulu atau langsung dibelikan saham.

Saran saya dikumpulkan dulu tetapi bukan biar banyak tetapi UNTUK BERJAGA-JAGA siapa tau ada saham yang ISTIMEWA dan harganya murah bisa langsung kita beli dengan modal yang ada.

Atau dikumpulkan saja sembari menunggu kinerja portofolio kita. Kalian bisa membaca detail kapan sebaiknya kita membeli saham di link berikut

Kapan Waktu Yang TEPAT Membeli Saham?

6. Pastikan di RDN selalu ada dana JAGA-JAGA paling tidak 5% sampai 10% ya…

Itulah pembahasan seputar pembelian saham menggunakan metode DCA atau Dollar Cost Averaging dan metode Lumpsump.

Temukan Saham Fundamental Bagus, Undervalue dan Di Bawah Rp 1000/ lembar

Belajar Langsung Analisa Value Investing GRATIS Via Telegram di

Follow Instagram InveStory ID untuk hiburan bursa saham

Sumber :

1. https://www.forbes.com/

2. https://www.bareksa.com/

3. https://www.youtube.com/

(Sudah dibaca 756 kali, Yang membaca hari ini 1 orang)
Share:

Yuk share pendapatmu di bawah ini