SPMA : Harga Wajar SPMA 2022, UNDERVALUE, Underrated, & Layak Jadi Growth Stock

harga wajar saham spma 2022 3

Artikel di bawah ini akan membahas tentang harga wajar saham SPMA (PT Suparma Tbk ) tahun 2022 berdasar Laporan Keuangan Full Year 2021 yang diawali dengan

  • berita,
  • sekilas laporan keuangan,
  • kinerja saham
  • rasio penting dan
  • analisa khas InveStory ID

1. Berita

Di periode tahun 2021 ini SPMA sebagai produsen tisu mencatat kinerja yang sangat baik yaitu kenaikan pendapatan sebesar 29.88% dari sebelumnya 2.15 triliun menjadi Rp 2.79 triliun. Disi laba tahun berjalan ada kenaikan sebesar 81%.

Menariknya adalah kenaikan ini sudah diprediksi oleh Direktur Suparma Hendro Luhur yang mengatakan bahwa pihaknya optimistis bisa mencapai target penjualan di tahun ini, bahkan mampu melampaui target tersebut. Targetnya adalah Top line Rp2,5 triliun optimistis akan tercapai, bahkan melebihi target. Target bottom line-nya yakni laba usaha Rp250 miliar.

Nyatanya di tahun 2021 ini penjualannya tembus Rp 2.79 triliun dan laba tahun berjalannya sebesar Rp 294,32 miliar.

2. Sekilas Laporan Keuangan

SPMA (PT Suparma Tbk ) membukukan kinerja yang positif untuk tahun 2021 ini.

Di tahun 2021 ini, perusahaan berhasil membukukan penjualan bersih sebesar Rp 2,79 triliun atau tumbuh 29,88% dari sebelumnya Rp 2,15 triliun pada tahun 2020.

Pertumbuhan penjualan SPMA di 2021, ditopang oleh meningkatnya kontribusi penjualan domestik menjadi Rp 2,55 triliun. Artinya, ada peningkatan 34,97% dibandingkan tahun sebelumnya yang senilai Rp 1,89 triliun.

Di sisi lain, penjualan ekspor SPMA mengalami penurunan 7,07% dari sebelumnya Rp 260,55 miliar pada tahun 2020, menjadi Rp 242,12 miliar di tahun 2021.

Terkereknya angka penjualan, membuat beban pokok penjualan SPMA ikut bertambah yang tercatat naik 25,39% menjadi Rp 2,20 triliun. Di mana, pada tahun 2020, angkanya hanya mencapai Rp 1,75 triliun.

Baca  WOOD Q2 2022 : Apakah Sekarang Boleh Masuk? Kok EPSnya Mengecewakan?

Di sepanjang 2021, SPMA tercatat mampu meraup laba tahun berjalan sebesar Rp 294,32 miliar. Angka ini naik signifikan sebesar  81% dari sebelumnya Rp 162,52 miliar pada tahun 2020.

Sementara itu, hingga 31 Desember 2021, total aset SPMA mencapai Rp 2,74 triliun, meningkat 18,56% dibandingkan posisi per 31 Desember 2020 yang senilai Rp 2,31 triliun. Liabilitas sebesar Rp 930 miliar, naik 18,6% dari Rp 784 miliar. Ekuitas naik 18,55% menjadi Rp 1,81 triliun dari Rp 1,53 triliun.

Saat membaca laporan keuangan SPMA kuartal 4 tahun 2021 ini, kami mencatat ada beberapa hal yang kenaikannya signifikan

1. kenaikan persediaan dari Rp 367 Miliar menjadi Rp 577 Miliar.

2. kenaikan piutang lain-lain dari Rp 917 juta menjadi Rp 4.6 Miliar.

Piutang lain-lain ini ternyata karena adanya kebakaran pada tanggal 23 Oktober 2021.

3. Kinerja Saham

Tidak usah diragukan lagi. Cukup melihat gambaran kinerja saham sudah sedikit membuktikan kualitas kinerja perusahaannya.

Ya EPS SPMA naik dari 77 menjadi 121. Dan kenaikan EPS ini juga diapresiasi oleh market.

Per tanggal 29 Maret 2021 harga SPMA masih bertengger di kisaran Rp 398 sebelum naik kemudian sideways panjang ebebrapa bulan.

Dan di periode 25 Maret 2022 harga SPAM sudah berada di kisaran Rp 820 alias sudah mendapat one bagger.

4. Rasio-Rasio Penting

Harga : 820 (harga penutupan tanggal 25/03/2022)

EPS : 121 (annualized)

Book Value : 650 (annualized)

Harga Wajar : 1330 (Graham Number)

MOS : 62

PER : 6.77

PBV : 1.2

GPM : –

NPM : –

ROE : –

5. Analisa InveStory ID

Jika menggunakan EPS 121 dan Book Value 650 maka harga wajar saham SPMA menurut Graham Number sebesar 1330 berbanding dengan harga sekarang 820.

Baca  Sejumlah Langkah Dilakukan, SPMA Yakin Capai Target Penjualan Tahun 2022

Artinya SPMA masih undervalue dengan Margin of safety sebesar 62%.

Kesimpulan menggunakan harga Rp 820 berdasar Laporan Keuangan Full Tahun 2021

Value investing : SPMA cocok masuk sebagai saham value stock

Growth investing : Jika teman-teman melihat growth EPS dari SPMA maka terlihat istimewa karena di tahun 2019 EPSnya masih 39 dan di tahun 2021 EPSnya sudah menyentuh 121.

Artinya SPMA layak masuk sebagai growth stock.

Dividen investing : SPMA tidak cocok menjadi saham dividen stock.

Core investing : SPMA tidak cocok menjadi saham core stock.

Sumber :

1. https://investasi.kontan.co.id/

2. https://investor.id/

(Sudah dibaca 1,012 kali, Yang membaca hari ini 1 orang)

Yuk share pendapatmu di bawah ini