
Membahas saham yang 1 ini selalu tidak pernah ada ujungnya karena saham ini dulunya menjadi icon paling cantik terkait konsep menabung saham.
Slogannya adalah “Belilah saham yang kinerjanya bagus dan produknya dipake sehari-hari”.
UNVR adalah raja produk sehari-hari. Coba dicek di rumah, saya tebak minimal 2 produk dari UNVR berada di rumah kita.
Namun sayangnya cerita indah menabung saham di perusahaan yang produknya dipake sehari-hari ini mulai memudar karena realitanya adalah harga sahamnya ambruk.
Kalo melihat grafiknya seperti mau turun gunung.
Pertanyaan yang paling sering muncul adalah siapa yang membuat harga saham UNVR turun?
Jawabannya tidak ada yang tau tetapi kalo yang sering disalahkan adalah bandar.
Tetapi disini saya akan mencoba membahas siapa sebenarnya yang justru membuat harga saham UNVR turun.
Disclaimer : Artikel ini hanyalah opini pribadi. Jika teman-teman tidak setuju silahkan dan jika setuju silahkan.
Pembahasan kali ini akan dimulai dengan pertanyaan
Kenapa harga saham UNVR bisa turun drastis dari harga tertingginya?
Pertanyaan ini sangat sulit dijawab karena harga saham bergerak karena mekanisme pasar.
Jika suatu saham banyak yang membeli maka harganya akan naik. Jika suatu saham banyak yang menjual maka harganya akan turun.
Yang perlu kita pahami adalah story dibalik perusahaan. Apa itu? Kinerja dan valuasi perusahaan.
Ada banyak story yang membuat harga saham naik dan turun, namun story tentang kinerja perusahaan adalah story terbaik yang cepat atau lambat akan terbukti menjadi faktor terpenting suatu saham menuju valuasinya.
Kinerja yang baik akan divaluasi oleh market dengan baik. Namun sayangnya UNVR adalah perusahaan yang memiliki kinerja baik namun valuasinya terlalu tinggi.
Siapa yang menggunakan konsep valuasi dalam bursa saham? Investor.
Investor dalam bursa saham dibagi 2 yaitu investor pemula yang relatif belum mengetahui ilmu yang mendalam (biasanya berbasis rasio-rasio di aplikasi) dan investor ahli yang minimal bisa membaca laporan keuangan.
Baca Juga : 7 Bagian Laporan Keuangan Yang WAJIB Diperhatikan Oleh Investor PEMULA
– investor pemula
Menurut berbagai sumber, pertumbuhan investor pemula di bursa saham sangat signifikan dan sialnya adalah hampir semua yang masuk ke bursa hanya membawa modal uang bukan membawa modal uang dan ilmu sehingga ketika benar-benar masuk ke bursa saham langsung dihajar berbagai ranjau.
Karena belum mempunyai ilmu akhirnya investor pemula ini membeli saham yang biasanya direkomendasikan oleh sekuritas maupun influencer saham dan saham yang paling mudah dijadikan rekomendasi adalah UNVR dengan slogan “Kinerjanya bagus dan produknya dipake sehari-hari”.
Baca Juga : Memahami Dengan JELAS Apa Perbedaan Pompom, Rekomendasi Dan Story Saham
Problemnya adalah semakin hari semakin banyak influencer yang menceritakan tentang kinerja perusahaan yang semakin ke sini semakin menurun dan secara valuasi sudah mahal banget. Influencer ini bertebaran di Instagram, Youtube, Tiktok, Twitter hingga Stockbit.
Akhirnya karena tidak mempunyai kepercayaan diri membuat investor pemula ini cutloss di UNVR. Karena semakin banyak yang menjual di harga murah maka harganya semakin turun.
– investor ahli
Seperti yang sudah ditulis di awal bahwa investor pemula akan mulai pelan-pelan belajar dan menemukan fakta bahwa UNVR itu memang perusahaan yang bagus tetapi jika membaca laporan keuangannya akan melihat bahwa laba bersih dari tahun ke tahun semakin menurun dan divaluasi oleh market dengan terlalu tinggi.
Laba bersih UNVR dari tahun 2015 hingga 2021 Sumber : https://www.indopremier.com/ipotnews/newsSmartSearch.php?code=unvr



Investor pemula ini mengetahui hal-hal tersebut melalui edukasi para investor ahli.
Dari sini jelas investor ahli tidak akan membeli UNVR di harga premium bahkan mewanti-wanti investor pemula untuk tidak membeli saham UNVR di harga premium.
Mereka akan menunggu dengan sabar untuk membeli saham UNVR minimal di harga fair valuenya.
Teman-teman bisa membaca detailnya disini di harga berapa kira-kira investor ahli ini akan masuk. Mengapa UNVR “LONGSOR” & 3 Solusi Buat Investor Yang Nyangkut Di UNVR
Bahkan sekelas Pak Lo Kheng Hong juga membuat statement bahwa tidak akan membeli di harga mahal



Kenapa trader tidak termasuk?
Karena secara konsep trader tidak berhubungan dengan kinerja. Asal rame bisa ikut. Karena banyak investor yang mulai pesimis dan tau bahwa UNVR sudah mahal akhirnya trader juga menjauh.
Biasanya trader yang nyangkut itu bukan trader murni tetapi trader yang telat cutloss akhirnya nyangkut lama dan menggunakan analisa bahwa fundamental UNVR bagus sebagai pembenaran.
Dimana posisi bandar?
Bandar adalah organisasi atau individu yang memiliki dana melimpah dan bisa membawa suatu saham naik dan turun.
Bandar bebas saja akan menaik turunkan saham dengan rumor-rumor atau story yang ada. Namun story terbaik bagi bandar yang diamini hampir semua orang di bursa saham adalah kinerja perusahaan.
Bandar menaikkan saham bank-bank digital dengan rumor digitalnya. Investor pemula atau trader bisa masuk, tetapi investor ahli tidak akan masuk ke perangkap berita seperti itu.
Bandar menaikkan saham karena isu kerjasama denga TSLA, sekali lagi investor ahli tidak akan ikut berpesta karena tau bahwa isu tersebut tidak berpengaruh dengan kinerja perusahaan.
Bagaimana dengan UNVR? Jelas bandar akan berhati-hati juga ya.
Apakah UNVR akan naik kembali ke harga tertingginya?
Saya rasa sangat sulit tetapi tetap ada kemungkinan. Jika harus menyebut angka menurut saya kemungkinan UNVR kembali naik ke harga tertingginya atau kisaran Rp 7000 persentasenya di bawah 10%.
Justru yang bisa mengangkat harga saham UNVR adalah UNVR sendiri dengan cara menaikkan kembali kinerja perusahaannya.
Tapi di era saat ini apakah UNVR bisa kembali menaikkan laba bersihnya? Menurut saya agak susah sih karena kompetitor juga semakin banyak dan budaya masyarakat juga berubah yaitu menjadi konsumen yang tidak loyal terhadap suatu produk.
Apakah UNVR akan berhenti di harga tertentu?
Menurut saya iya. Akan terbentuk harga fair value untuk menjustifikasi antara kinerja saham dan valuasi saham.
Jika melihat kembali kinerja beberapa tahun lalu yang menurun mungkin UNVR akan beredar di kisaran harga Rp 2500 hingga Rp 4500.
Sekadar info harga terendah UNVR setelah mencapai puncak harga adalah Rp 3280 di tanggal 15 Maret 2022 dan harga tertingginya adalah Rp 11.180 di tanggal 27 Desember 2017.
Kalo turun di bawah Rp 2500 dengan kinerja saat ini akan susah kecuali kinerja UNVR tiba-tiba merosot tajam.
Apakah aksi direksi membeli saham UNVR bisa menjadi justifikasi bahwa UNVR sudah layak beli?
Di akhir bulan Maret 2022 ini ada berita kalo 2 petinggi UNVR membeli saham UNVR. Beliau adalah Direktur Utama Unilever Indonesia Ira Noviarti dan Direktur Unilever Indonesia Ainul Yaqin.
Berikut kutipan beritanya dari web Kontan
Selama bulan Maret 2022, dua pimpinan PT Unilever Indonesia Tbk, (Unilever) memborong saham berkode UNVR untuk masuk ke portofolio investasi mereka.
Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), pada 28 Maret 2022, Direktur Utama Unilever Indonesia Ira Noviarti menambah porsi kepemilikan saham sebanyak 870.000 lembar saham.
Selang sehari sebelumnya, Direktur Unilever Indonesia Ainul Yaqin memborong saham UNVR sebanyak 296.000 pada harga Rp 3.380 per saham, sehingga menjadikan total kepemilikan sebanyak 338.200 lembar saham yang ditujukan untuk keperluan investasi.
Ainul Yaqin adalah eksekutif yang paling baru bergabung di dewan direksi Unilever Indonesia, dan sebelumnya tercatat sebagai eksekutif senior di Gojek Indonesia. Dengan demikian total kepemilikan Ira dan Yaqin dapat mencapai lebih dari 1,2 juta lembar saham setelah penambahan porsi kepemilikan.
Apakah memang jika direksi membeli saham perusahaan yang menaunginya memiliki arti tertentu? Menurut saya tidak. Direksi bukanlah pemilik perusahaan.
Mereka dibayar oleh perusahaan untuk menjalankan operasional perusahaan.
Direksi bebas membeli dan menjual sahamnya karena merekapun sebenarnya juga sudah dibayar mahal oleh perusahaan.
Berbeda cerita jika yang menjual atau membeli adalah pemilik perusahaan atau pengendali perusahaan.
Logika aja kalo kita mempunyai perusahaan bagus maka sebisa mungkin kita memiliki sahamnya dengan jumlah banyak bahkan WAJIB menjadi pemegang saham terbesar. Dan saat kita tau perusahaan kita mulai memburuk pasti kita ingin segera keluar.
Contoh direksi yang sering menjual dan membeli saham perusahaan yaitu Pak Jahja Setiaatmadja Dirut Bank BCA (Perusahaan dengan marketcap terbesar di Indonesia)
Keuntungan dari direksi adalah mereka benar-benar tau kondisi internal perusahaan
Trus gimana donk kalo saya nyangkut?
Kalo teman-teman ada yang nyangkut di UNVR, bisa membaca artikel di bawah ini ya
Sumber :
1. https://www.cnbcindonesia.com/
2. https://www.idxchannel.com/
4. https://investasi.kontan.co.id/