Pandemi corona ternyata memberi dampak lain di bursa saham karena banyak sekali masyarakat yang berbondong-bondong masuk ke bursa saham.

Hal ini merupakan sesuatu yang baik karena bisa mencerminkan kondisi perekeonomian negara.

Namun sayangnya fakta berkata lain.

Banyak pemula yang masuk ke bursa saham hanya karena iming-iming kekayaan instan dan sama sekali belum mempunyai ilmu yang memadai sehingga banyak yang terjebak dengan hal-hal sebagai berikut

1. Membeli saham yang sedang naik tinggi kemudian saham tersebut turun dan akhirnya menyesal

2. Membeli saham yang sedang hype tanpa analisa apapun

3. Mengikuti rekomendasi orang lain tanpa tau jalan cerita pemilihan saham tersebut

Akhirnya kebanyakan mengalami floating loss atau nyangkut dan yang lainnya langsung cutloss.

Yang awalnya bermimpi menjadi financial freedom malah kehilangan financial dan kehilangan freedom.

Banyak yang akhirnya malah stres, kerjaan berantakan dan sebagainya.

Sebenarnya apa sih problemnya kok bursa saham seperti sangat mengerikan?

Menurut saya ada 2 hal yang seharusnya dipersiapkan sebelum kita benar-benar masuk ke bursa saham yaitu memiliki ilmu yang cukup. dan kenal dengan bursa.

Saya tidak akan membahas tentang memiliki ilmu karena sudah saya sharing DISINI

Saya hanya akan membahas yang kedua tentang kenal dengan bursa.

Ada pepatah mengatakan tak kenal maka tak sayang

Mengenali bursa adalah dengan mengetahui apa “aturan main” dari bursa saham itu sendiri, Ibarat kita mengunjungi atau memasuki kawasan yang baru maka kita harus mempelajari tradisi, budaya, kebiasaan masyarakat tersebut.

Apa yang boleh dan tidak boleh

Apa yang sebaiknya diperhatikan dan tidak diperhatikan.

Nah berikut ini ada beberapa rule of game atau aturan main dari bursa saham yang WAJIB diketahui oleh para teman-teman pemula yang mau berinvestasi di bursa saham. Rule of game ini akan saya update berkala jika sudah menemukan “aturan main” tambahan

Belajar Langsung Analisa Value Investing GRATIS Via Telegram di

Mau Konsultasi Saham Online Dengan GRATIS?

Temukan Saham Fundamental Bagus, Undervalue dan Di Bawah Rp 1000/ lembar

1. Bursa saham tidak rasional, kadang rasional

Jangan pernah menganggap bursa saham itu “rasional kadang tidak rasional”.

Mindset ini menurut saya terbalik karena faktanya LEBIH SERING tidak rasional dibanding sisi rasionalnya.

Dulu pas awal pandemi saham farmasi sangat hype dan mencapai ATH atau All Time High (harga tertingginya) padahal tidak semua sahamnya memiliki kinerja bagus. Isu yang dibawa adalah terkait kesehatan. Padahal ya belum terbukti apapun di kinerjanya.

Setelah saham-saham farmasi kemudian hypenya berubah menjadi saham-saham komoditas seperti timah, nikel dll hanya karena ada isu Tesla mau masuk ke Indonesia. Padahal hanya isu dan sampe artikel ini ditulis tanggal 21 April 2022 isu tersebut belum terealisasi.

Setelah saham komoditas lanjut di saham-saham bank digital yang melejit. Bahkan ada saham-saham yang hanya rumor mau menjadi digital tetapi harganya sudah terbang sangat tinggi.

Dan terakhir yang tidak rasional adalah dibuangnya saham-saham coal dengan alasan green energy. Eh sekarang masih tidak rasional. Lha wong harga saham coal sudah terbang kok masih berebut.

Sekali lagi bursa saham tidak rasional kadang rasional.

Kapan bursa sedikit rasional? Saat mau membagikan dividen, saat emiten akan merilis laporan keuangannya dll.

Itupun masih ada emiten yang kinerjanya bagus di laporan keuangan tetapi harganya malah ARB 2x yaitu ISSP.

ISSP : Harga Wajar ISSP 2022, Kinerja ISTIMEWA, UNDERVALUE & Kok Malah Nyungsep Sahamnya

Jika teman-teman membaca artikel di atas terlihat ISSP adalah saham yang moncer dari sisi kinerja karena target revenue tahun 2022 bahkan kisaran 20-30%.

Tapi nyatanya harga sahamnya ambyar.

 

2. Perusahaan bagus belum tentu harganya naik bahkan bisa turun

Jika mau diperhatikan secara seksama perusahaan yang memiliki kinerja bagus lebih sedikit dibanding perusahaan yang kinerjanya biasa saja bahkan cenderung jelek.

Namun kenyataannya perusahaan yang memiliki kinerja bagus belum tentu dihargai yang layak oleh market.

Kok bisa? Ya bisa saja kenapa tidak.

Lihat tuh saham POWR

Kinerja stabil, dividen tinggi tapi ya gitu-gitu saja harganya.

3. Perusahaan Jelek Belum Tentu Harganya Rendah bahkan bisa Sangat Tinggi

Kebalikan dari poin no 2, ada banyak sekali perusahaan yang secara kinerjanya standar saja bahkan hutang sana sini tetapi harganya tetap naik bahkan bisa mencapai ATH.

Kok bisa? Ya bisa saja kenapa tidak. Langsung kembali saja ke poin no 1 di atas. Hehehe

Contoh saham? Banyaklah ya.

4. Hampir semua saham ada bandarnya

Ini pernyataan yang kadang membuat orang menjadi salah kaprah.

  • Saat harganya naik dikerek oleh bandar
  • Saat harganya turun dijebol oleh bandar
  • Saat kita gagal menyalahkan bandar.

Memang benar hampir semua saham ada “penunggunya” namun penunggu ini juga akan bekerja saat kitanya tidak punya ilmu.

Kok bisa? Ya bisa saja

Lha itu di poin no 2 dan 3 nyatanya bisa kan.

Padahal kalo kita bisa menari bersama bandar bahkan masuk lebih dulu dibanding bandar kita tetap aman sejahtera dan cuan.

Emang bisa? Ya bisa aja.

Kembali ke poin 1 donk.

Terus caranya gimana? Belajar dan terus menambah ilmu biar tau mana saham yang memiliki kinerja bagus tetapi masih sedikit yang melirik.

Baca artikel ini dan pahami KONSEPNYA ya Mengenal Kondisi Perusahaan, Kinerja Perusahaan, Kinerja Saham Dan Menemukan STORY Lebih Cepat Dibanding Bandar

Emang sudah terbukti? Lho ngapain saya tulis kalo belum terbukti…

Trus admin pernah kegocek bandar? Ya pernah donk…Hahaha…

5. Ada trader, investor, scalper dan bandar

Poin no 5 ini juga sangat penting untuk diketahui agar kita tidak naif dalam memandang bursa saham.

Saat saya membaca grup-grup Telegram sering sekali yang mengatakan

  • trader jelek seharusnya menjadi investor saja
  • investor payah seharusnya menjadi trader saja dll
  • mending jadi scalper saja cepat dapat duitnya dibanding menjadi investor atau trader
  • lebih baik menjadi pengisi acara bandarmology saja…hehe

Padahal semuanya adalah pengisi dari bursa saham.

Yang berani ambil harga bawah adalah investor sehingga membuat harganya naik pelan-pelan. Setelah mulai gerak barulah trader memegang peranan penting untuk membawa harganya bergerak lincah. Di saat rame-ramenya harga, investor akan mulai panen, trader juga panen.

Setelah permainan selesai harga mulai turun dan investor kembali memainkan peran untuk kembali memungut di harga bawah.

Yang apes siapa? Ya yang beli saham hanya karena rekomendasi atau cuma ngikut hypenya saja.

Jika tidak ada investor harganya akan terjun ke lembah

Jika tidak ada trader harganya akan tetap di lembah

6. Harga wajar HANYA Patokan Bukan Harganya Akan Naik Sampai di Harga Wajarnya

Poin no 6 ini sering sekali disalahartikan oleh teman-teman investor pemula.

Mereka menganggap bahwa harga wajar merupakan harga yang akan dituju oleh emiten suatu saat nanti padahal konsepnya jelas bukan seperti itu.

Emiten bisa dengan cepat melampaui harga wajarnya tetapi emiten juga bisa saja TIDAK AKAN PERNAH mencapai harga wajarnya.

Lha terus fungsi harga wajar untuk apa?

Untuk patokan apakah kita layak membeli saham tersebut, kapan sebaiknya kita menjual dsb.

Paham ya?

Belajar Langsung Analisa Value Investing GRATIS Via Telegram di

Mau Konsultasi Saham Online Dengan GRATIS?

Temukan Saham Fundamental Bagus, Undervalue dan Di Bawah Rp 1000/ lembar

7. Harga sudah tinggi bisa lebih tinggi

Banyak yang sering salah mengartikan saham yang sudah terbang tinggi tidak akan pernah terbang lebih tinggi.

Mereka menyebutnya adalah awas nyangkut di pucuk.

Padahal konsep pucuk ini jika disebar ke 10 orang bisa saja jawabannya berbeda 10 orang tersebut.

Ambil contoh saham KUDA dengan harga 1000

Value investor mengatakan harga KUDA sudah overvalue dan berpotensi turun

Growth investor mengatakan masih sangat murah karena melihat kinerja emiten dan prospek industrinya masih sangat bagus

Dividen investor mengatakan saham KUDA sudah fair price dengan div yield kisaran 5 sampe 7%

Core investor mengatakan KUDA belum layak menjadi saham core stock.

Nah gimana donk?

Saya pernah menulis tentang artikel ini disini

Beli Saham Di Harga PUCUK? Why Not (Beserta Contoh Kasus Sahamnya)

Harganya Sudah Terbang Tinggi, Apa Sekarang Masih Bisa Ikut Beli?

Silahkan teman-teman pahami dengan seksama ya

8. Harga sudah murah bisa lebih murah

Kebalikan dengan poin no 7, di poin no 8 justru sangat jarang yang mengatakan hati-hati sudah di lembah nanti terjun ke jurang.

Seringkali jika harga saham di lembah orang selalu optimis bahkan over optimis kalo sahamnya akan terbang. Padahal bisa saja tidak terbang tapi malah menggelinding ke jurang.

Lihat saja saham UNVR saat ini.

UNVR memiliki harga tertinggi di kisaran Rp 11.000 dan kemudian turun menjadi Rp 5000. Sudah mulai ada yang teriak harga UNVR sudah di lembah, tinggal menunggu naiknya.

Eh ternyata malah turun ke 4000. Ada yang teriak lagi di harga Rp 4000 adalah harga terbaik.

Eh bukannya naik malah kejungkal hingga di kisaran Rp 3000an. Disini teriak lagi sekarang adalah fair value dengan ROE yang 100% sudah layak beli.

Entah UNVR mau turun lagi atau mencoba bangkit. Kita tunggu saja ya.

Btw saya menulis tentang UNVR sampe 3 artikel lho

Siapakah Yang Membuat Harga UNVR Terus Menurun?

Mengapa UNVR “LONGSOR” & 3 Solusi Buat Investor Yang Nyangkut Di UNVR

UNVR : Benarkah Sebagai Bukti In Fundamental We Loss & Fundamental Sudah TIDAK Berguna?

9. Hold lama pasti untung

Ya enggak juga toh banyak saham yang lama dihold bukannya naik malah turun.

La tapi Pak Lo Kheng Hong sama Warren Buffet bisa kaya raya dari saham dengan hold jangka panjang.

Benar tapi kalo konsep hold lama pasti untung ya semua bisa kaya dengan mudah tapi kan konsep aturan mainnya enggak begitu.

Nyatanya belum ada orang akuntansi yang kaya raya dari saham padahal kan investor salah satu ilmunya adalah seni membaca laporan keuangan.

Kadang hold lama bisa untung tapi ya bisa aja buntung. Coba tanya ke investor HMSP dan UNVR saat ini.

10. Hold pendek pasti rugi

Tidak juga karena para pemain jangka pendek yang sukses juga banyak. Memang sih kebanyakan yang hold pendek cenderung lebih mudah rugi bukan karena holdnya tetapi karena memang kurang ilmu dan psikologisnya yang kurang matang.

11. Modal besar lebih sukses dibanding modal kecil

Secara nominal iya kan modal Rp 1 Milyar untung 10% sudah dapat Rp 100juta.

Coba kalo modal Rp 1juta untung bagger pun baru dapat total Rp 2juta.

Tapi nyatanya enggak begitu. Cek aja di artikel ini

Sumber : https://www.kompas.com/edu/read/2022/01/26/155946071/warga-kampung-miliarder-tuban-jatuh-miskin-ini-tanggapan-pakar-ugm?page=all

Untung menurut tanggapan UGM bukan menurut tanggapan Lesti..hehe canda Lesti..

Yang benar itu modal besar ditambah ilmu yang memadai jauh lebih sukses dibanding modal kecil yang tidak punya ilmu. Iya kan? Iya laha masa iya donk..

12. Yang punya ilmu pasti lebih cuan dibanding yang tidak punya ilmu

Ini menarik karena apa karena memang bursa tidak rasional seperti di poin no 1.

Kok bisa? Ya bisa aja.

Contoh nih orang mempunyai ilmu kemudian memilih saham PTBA dengan keyakinan BUMN, membagi dividen gede dan harga komoditas sedang bagus-bagusnya

Eh orang random milih saham ADMR hanya karena dia anaknya ADRO. Dia tidak bisa baca prospektus, tidak tau kalo saham komoditas lagi bagus-bagusnya

Hasilnya bisa dicek di bawah ini ya menggunakan harga tahun 2022

Hehe..bagus yang mana grafiknya?

La terus fungsinya punya ilmu apa?

Dia akan bisa terus menerus menemukan saham seperti PTBA sedangkan yang tidak punya ilmu dia kebetulan dapat jackpot. Bisa saja sekarang dapat jackpot, hari berikutnya tergilas bursa.

13. Punya ilmu tidak mungkin nyangkut

Pernyataan ini juga sering disebut di grup-grup baik Telegram maupun FB atau Stockbit.

Padahal konsepnya adalah SEMUA BISA NYANGKUT.

Yang membedakan adalah keyakinannya saat nyangkut.

Yang tidak punya ilmu nyangkut 2% saja sudah panik kesana kesini

Yang punya ilmu nyangkut 20% malah bingung mau avg down tapi sudah enggak punya saldo…

Paham ya

Sebenarnya ada lho yang tidak pernah nyangkut di bursa saham? Siapa dia?

Trader. Lha kok bisa? Sebelum turun jauh sudah dicutloss..hehehe…canda trader..

14. Investor tidak boleh cutloss

Ilmu tentang disiplin cutloss biasanya dilakukan oleh teman-teman trader. Padahal investorpun sebaiknya tetap menggunakan cutloss.

Lha kok bisa? Baca disini ya

Bolehkah Investor Cutloss? Dan Bagaimana Langkahnya?

Terus gimana donk sebaiknya di bursa saham?

1. Pahami benar-benar konsep rule of gamenya

2. Tetap pilih perusahaan yang bagus (INI WAJIB baik buat trader apalagi investor) dan kalo bisa membagikan dividen min 4% (Artinya kita harus punya ilmu ya biar bisa memilih poin no 2 ini)

3. Bagi investor sebaiknya beri waktu bagi saham agar kita bisa tau kinerjanya (Di poin 3 ini ada ilmu sabar dan psikologi yang matang)

Fakta menarik adalah perpaduan antara

  • memahami rule of game
  • memilih perusahaan yang bagus dan membagikan dividen
  • memberi waktu bagi perusahaan

merupakan kombinasi terbaik untuk menghadapi ketidakrasionalnya bursa. Beneran? Iya donk

Sudah terbukti? Sudah donk. Kalo belum ya enggak berani nulis. Cobain gih mumpung artikel ini masih digratiskan.

Belajar Langsung Analisa Value Investing GRATIS Via Telegram di

Mau Konsultasi Saham Online Dengan GRATIS?

Temukan Saham Fundamental Bagus, Undervalue dan Di Bawah Rp 1000/ lembar

(Sudah dibaca 646 kali, Yang membaca hari ini 1 orang)
Share:

Yuk share pendapatmu di bawah ini