1. Sekilas Laporan Keuangan
ARNA atau Arwana Citramulia Tbk salah satu emiten yang memproduksi keramik telah mengeluarkan Laporan Keuangan Q3 Tahun 2021 dengan hasil yang mengkilat
Secara sekilas kita sudah bisa melihat bahwa kinerja dari ARNA di Q3 tahun 2021 ini jauh lebih baik dibandingkan dengan kinerja Q3 tahun 2020.
Dimulai dari pendapatan neto Q3 tahun 2021 yang menembus 1.8T berbanding 1.6Trilyun di tahun 2020 yang artinya ada kenaikan sebesar 17%.
Disisi lain beban pokok penjualan meningkat tipis sebesar 6% dari 1.1T menjadi 1.2T yang menjadikan kenaikan laba kotor meningkat signifikan menjadi 40% atau kenaikan sebesar 195Milyar.
Namun ada 2 hal yang perlu diketahui yaitu
- Laba penjualan aset tetap yang meningkat drastis dari 295juta menjadi 861 juta
- Laba rugi selisih kurs yang juga meningkat dari rugi 2M menjadi untung 164juta
Dari ketiga hal di atas menjadikan EBITDA emiten penghasil keramik merk UNO ini meningkat sebesar 56%.
Dari Laporan Laba Rugi Q3 Tahun 2021 disebutkan bahwa EPS ARNA naik dari 30.17 di tahun 2020 menjadi 47.33 di tahun 2021.
Beranjak di bagian aset. Dibanding Desember 2020, aset ARNA per q3 Tahun 2021 meningkat 11%.
Peningkatan 11% ini juga terjadi di bagian liabilitas atau hutang perusahaan.
Kabar bahagia bagi para pemegang saham ARNA yang sudah mengkoleksi sejak 04 Januari 2021 atau YTD.
Saham ARNA meningkat sebesar 22% dari harga Rp 670 menjadi Rp 820 ditambah dividen sebesar Rp 30 atau dividen yield sebesar Rp 3.66%.
2. Rasio-Rasio Penting
Harga : 820 (harga penutupan tanggal 22/10/2021)
EPS : 63 (annualized)
Book Value : 194 (annualized)
Harga Wajar : 524 (Graham Number)
PER : 12.99X
PBV : 4.23X
GPM : 35.91%
NPM : 18.43%
ROE : 32.52%
DER : 52.02%
EV/EBITDA : 13.9
3. Analisa InveStory ID
Jika menggunakan EPS 63 dan Book Value 192, maka harga wajar Graham Number hanya sebesar 524 berbanding dengan harga sekarang 820. Artinya market sudah menghargai ARNA lumayan mahal.
Selain harga wajar, market juga menghargai mahal dari sisi PBV yang menyentuh 4.
Tetapi beda jika sudut pandangnya adalah PER dan EV/EBITDA.
ARNA memiliki PER hanya 12.99X dan berdasar Graham Number maka PER maksimal 15. Artinya dari sisi PER ARNA masih murah.
Jika menggunakan EV/EBITDA, harga ARNA saat ini masih murah karena mempunyai rasio 13.9. EV/EBITDA yang bisa dikategorikan murah yaitu dibawah 15 walopun makin sedikit makin baik.
Secara value investing ARNA sudah agak mahal.
Namun jika memang mau digunakan sebagai growth stock ARNA masih sangat layak untuk dibeli dengan target jual di harga Rp 1000.