PTBA termasuk salah satu emiten yang paling awal melaporkan kinerja Q3 Tahun 2021 selain SIDO maupun ARNA. Baca masing-masing kinerja SIDO dan ARNA di artikel bawah ini
- Q3 Tahun 2021 Arwana Citramulia Tbk (ARNA) Laba Kotor Meningkat 40%
- LK Q3 Tahun 2021 Keluar, Kinerja SIDO Tetap Legit
Dengan harga batubara yang tembus di atas $200 membuat manajemen PTBA mungkin ingin segera memberi tahu para investornya bahwa kinerja PTBA juga melambung to the moon.
Laporan pertama yang akan kita bahas adalah dari sisi Jumlah Aset.
Aset total PTBA periode September 2021 dibanding Desember 2020 mengalami peningkatan sebesar 8% atau sebesar Rp 8 Trilyun.
Dari sisi hutang, ada kenaikan sekitar 4% dari tahun 2020, dimana tahun 2020 hutang PTBA sebesar 7T menjadi 11T di tahun 2021.
Dari sisi laba bruto tercatat mengalami peningkatan yang cukup pesat.
Kolaborasi peningkatan pendapatan dari tahun 2020 sebesar Rp 12T menjadi Rp 19T di tahun 2021 dan efisiensi dari beban pokok pendapatan dari 9T hanya naik menjadi Rp 11T menghasilkan laba bruto sebesar 8T alias naik 134% alias bagger.
Belum berhenti disitu, laba periode berjalan triwulan 3 mencatat kenaikan sebesar 178% menjadi 4.8Trilyun.
Dalam konferensi pers laporan keuangan kinerja Kuartal III PT Bukit Asam Tbk, Senin (25/10/2021), Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk, Suryo Eko Hadianto menjelaskan, kenaikan laba ini tak lepas dari
- tren kenaikan harga jual batu bara.
- efisiensi perseroan untuk kendalikan biaya
- peningkatan produksi yang mencapai 18 persen dan peningkatan penjualan dibandingkan tahun lalu.
PT Bukit Asam Tbk. mencatatkan realisasi produksi batu bara mencapai 22,9 juta ton pada dan membidik produksi hingga akhir tahun mencapai 30 juta ton.
Kabar gembira tambahannya adalah dengan adanya momentum kenaikan harga batubara, PTBA menargetkan 47% dari hasil produksinya akan diekspor ke negara berikut yakni China, Taiwan, India, Filipina dan Vietnam. Selama krisis energi global, PTBA juga mulai merambah merambah negara lain seperti Bangladesh.
Kenaikan-kenaikan yang ada di tutup dengan naiknya EPS dari 155 di q3 tahun 2020 menjadi 426 di q3 tahun 2021.
Apa artinya?
Artinya adalah harga wajar PTBA terbang melesat menjadi Rp 4157. Dengan harga saat ini Rp 2740 maka kita masih mendapat MOS atau Margin of Safety sebesar 52%.
2. Rasio-Rasio Penting
Harga : 2740 (harga penutupan tanggal 25/10/2021)
EPS : 426 (q3 2021)
Book Value : 1803 (q3 2021)
Harga Wajar : 4157 (Graham Number)
PER : 6.4X
PBV : 1.5X
EV/EBITDA : 5.9
3. Analisa InveStory ID
Jika menggunakan EPS 426 dan Book Value 1803, maka PTBA mempunyai harga wajar Graham Number sebesar Rp 4157.
Saat artikel ini ditulis, PTBA mempunyai harga Rp 2740 sehingga potensi MOS yang bisa kita dapat sebesar 52%.
Selain masih terbilang murah dari sisi harga wajar, PTBA juga masih murah dari sisi PER maupun EV/EBITDA.
PER yang masih bisa ditoleransi adalah 15X dan PTBA hanya memiliki PER 6.4. Sedangkan EV/EBITDA PTBA hanya 5.9 dari wajarnya sebesar 15.
Belum lagi dari sisi dividen di tahun 2022. Jika menggunakan EPS 426 dan DPR sebesar 90% maka potensi dividen PTBA sebesar Rp 383 alias memiliki dividen yield sebesar 13%.
Menarik.
Sumber :