
Artikel di bawah ini akan membahas tentang harga wajar saham PTBA (PT Bukit Asam Tbk) tahun 2021 Full Year yang diawali dengan
- berita,
- sekilas laporan keuangan,
- kinerja saham
- rasio penting dan
- analisa khas InveStory ID
1. Berita
Harga batubara terus menggila. Hal ini memang tidak diprediksi oleh semua perusahaan yang berkecimpung di bisnis batubara termasuk PTBA.
Direktur Utama Bukit Asam Asral Ismail mengatakan semula perusahaan memproyeksikan terjadi kenaikan harga berkisar 10-20 persen pada 2022 dibandingkan 2021.
Ternyata kenaikan batubara sangat tinggi bahkan jika dihitung secara year to date, harga batu bara telah menguat hingga 233,83 persen.
Namun PTBA tetap akan memprioritaskan kebutuhan dalam negeri, terutama kebutuhan bahan baku untuk pembangkit milik PLN.
Berdasarkan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) 2022, PTBA memproyeksikan untuk kebutuhan dalam negeri yakni 25 persen dari total produksi yang merupakan kewajiban DMO perusahaan.
Apabila ada porsi tambahan dari pemerintah, perusahaannya siap merevisi RKAP karena sebagai BUMN, pihaknya tak semata-mata mengejar keuntungan tapi lebih mengutamakan kebutuhan dalam negeri.
Tahun lalu, PTBA memberikan 57 persen dari total produksi untuk kebutuhan dalam negeri sementara sisanya atau 43% baru diekspor.
Utuk tahun 2022 relatif sama.
Produksi batu bara PTBA pada 2021 mengalami kenaikan 21 persen dari tahun sebelumnya menjadi 30,04 juta ton. Sementara volume angkut mengalami kenaikan menjadi 25,42 juta ton atau naik tujuh persen dari 2020. Sedangkan penjualan batu bara sepanjang 2021 sebesar 28,37 juta ton atau naik sembilan persen dari tahun sebelumnya.
Sekedar informasi, demi pengembangan industri batu bara yang lebih baik, PTBA juga mengembangkan proyek angkutan batu bara berbasis listrik bersama PT Kereta Api Indonesia (KAI).
Hal ini demi mewujudkan Net Zero Emission yang ditargetkan pemerintah pada 2060, PTBA dan PT KAI telah melakukan penandatanganan MoU pada 7 Desember 2021 untuk proyek angkutan batu bara dengan jalur kereta api berbasis listrik.
2. Sekilas Laporan Keuangan
Pendapatan tahun 2021 mencapai Rp 29,26 triliun, atau melonjak 68,9% dari Rp 17,3 triliun dibanding tahun 2020.
Utuk beban pokok pendapatan naik 23,6% menjadi Rp 15,78 triliun pada 2021, dibandingkan dengan Rp 12,76 triliun pada 2020.
Laba kotor tercatat Rp 13,48 triliun, meroket 195,3% dari Rp 4,57 triliun pada 2020. Sementara, laba usaha tercatat sebesar Rp 9,96 triliun, melonjak 295% dari hanya Rp 2,52 triliun pada 2020.
PTBA membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 7,9 triliun pada 2021, tumbuh 231,4% dibandingkan dengan Rp 2,39 triliun pada 2020.
Alhasil, laba per saham dasar turut meningkat menjadi Rp 702 per saham, dari tahun sebelumnya Rp 213 per saham.
3. Kinerja Saham
Kinerja PTBA di tahun 2021 ternyata diimbangi juga dengan ciamiknya kinerja sahamnya.
Tanggal 08 Maret 2021 harga PTBA bertengger di kisaran Rp 2680 dan sekarang per tanggal 07 Maret 2022 harganya menjadi Rp 3620 atau naik sekitar 35%.
Untuk ukuran bluechip, core stock, dan dividen investing, kenaikan ini sangat lumayan.
Namun ternyata teman-teman masih bisa mendapat kenaikan yang lebih tinggi jika bisa membeli saham PTBA di tanggal 20 Juni 2021. Harga PTBA di tanggal tersebut hanya Rp 2000 yang artinya jika kita hold sampai sekarang sudah mempunyai floating profit sebesar 81% alias hampir bagger.
4. Rasio-Rasio Penting
Harga : 3620 (harga penutupan tanggal 07/03/2022)
EPS : 702 (annualized)
Book Value : 2088 (annualized)
Harga Wajar : 5906 (Graham Number)
PER : 5.27
PBV : 1.73
GPM : 46.08%
NPM : 27.03%
ROE : 32.87%
5. Analisa InveStory ID
Jika menggunakan EPS 702 dan Book Value 2088 maka harga wajar saham PTBA menurut Graham Number sebesar 5906 berbanding dengan harga sekarang 3620.
Artinya PTBA masih UNDERVALUE dan dengan harga sekarang maka masih memiliki MOS atau margin of safety sebesar 63%. Wow…
Kesimpulan menggunakan harga Rp 3620 berdasar Laporan Keuangan Full Tahun 2021
Value investing : PTBA layak masuk sebagai value stock
Growth investing : Saham siklikal tidak cocok dijadikan sebagai growth stock karena naik turunnya kinerja sangat bergantung dengan naik turunnya harga komoditas.
Dividen investing : Dengan melihat riwayat dividen yang sudah diberikan, PTBA cocok digunakan sebagai saham dividen investing. Namun juga tetap diperhatikan kondisi dari harga komoditas ya karena saat harga komoditas turun biasanya dividennya juga turun
Core investing : Memang PTBA ini saham siklikal, namun status sebagai BUMN jelas menjadi garansi bagi kita jika ingin menjadikan PTBA sebagai core investing.
Namun lagi-lagi ada catatan bahwa semakin murah harga saham PTBA yang bisa kita beli maka semakin baik.
Baca artikel ini Harganya Sudah Terbang Tinggi, Apa Sekarang Masih Bisa Ikut Beli?
Sumber :
1. https://www.cnbcindonesia.com/