BERITA

PT Arkora Hydro Tbk (ARKO) emiten yang bergerak di bisnis pembangkitan tenaga listrik melalui minihidro (PLTA), yang akan melakukan Initial Public Offering (IPO) dan berencana melepas 579,9 juta saham baru atau 20% dari total modal ditempatkan dan disetor setelah IPO.

Merujuk prospektus, dikutip Senin (20/6/2022), harga penawaran saham ARKO berkisar antara Rp 286 hingga Rp 310 untuk setiap saham sehingga target perolehan dana melalui IPO berkisar Rp 165,85 miliar hingga Rp 179,77 miliar.

Perseroan juga akan menggelar Program ESA (Employee Stock Allocation). Program ESA ini dialokasikan sebanyak-banyaknya 10% dari jumlah saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum atau sebanyak-banyaknya 57.990.000 saham.

Apabila terjadi kelebihan pemesanan pada penjatahan terpusat, Perseroan akan mengeluarkan sebanyak-banyaknya 77.320.000 saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp 25 setiap saham atau mewakili sebanyak-banyaknya 2,59% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.

Adapun seluruh dana yang diperoleh ARKO melalui IPO akan dialokasikan untuk dua tujuan, yaitu

1. menambah penyertaan modal kepada anak usaha sekitar 63%

Tambahan setoran modal untuk anak usaha adalah sekitar 54% akan digunakan menambah penyertaan modal kepada PT Arkora Hydro Sulawesi.

AHS adalah entitas anak tidak langsung yang bergerak di bidang pembangkit tenaga listrik minihidro (PLTM), di mana dananya akan dipakai untuk kebutuhan konstruksi PLTM Yaentu. Proses konstruksi PLTM tersebut tengah berlangsung dan diharapkan dapat beroperasi (COD) pada tahun 2023.

Sementara itu, sebanyak 29% dialokasikan sebagai tambahan penyertaan modal di PT Arkora Energi Baru (AEB), entitas anak tidak langsung yang juga bergerak di bidang PLTM.

Arkora Energi Baru akan menggunakan dana itu untuk kebutuhan konstruksi PLTM Kukusan 2. Proses pembangunannya dimulai tahun 2022 dan diharapkan dapat beroperasi (COD) pada tahun 2024.

Terakhir, sebanyak 17% sebagai tambahan penyertaan modal di PT Arkora Tenaga Matahari (ATM), entitas anak langsung ARKO yang bergerak di bidang pembangkitan tenaga listrik surya (PLTS). Dana itu akan dipakai untuk kebutuhan modal kerja proyek-proyek solar panel ATM saat ini.

2. 37% lagi untuk membayar utang ke pemegang saham.

Penggunaan dana IPO yang kedua untuk melunasi sebagian pinjaman kepada ACEI Singapore Holding Private Ltd, yang merupakan pemegang 40% saham ARKO (32% setelah IPO). Jumlah pokok utang yang terbit 5 Juni 2017 itu sebesar US$ 4 juta, setara Rp 58,176 miliar (kurs Rp 14.544 per US$).

Jatuh tempo surat utang yang sedianya pada 24 Mei 2022 telah diperpanjang menjadi 15 Juli 2022. Beban bunga yang ditanggung ARKO sangat besar, yakni 14% per tahun. Saldo utang per 31 Mei 2022 pun mencapai sekitar Rp 116,68 miliar.

Dana IPO akan dipakai untuk melunasi pokok utang yang mencapai Rp 58,176 miliar. Sementara bunga akrual sekitar Rp 58,502 miliar akan dilunasi dari pendanaan kas internal atau pendanaan pihak ketiga.

Pemegang saham ARKO saat ini adalah PT Arkora Bakti Indonesia 60% dan ACEI Singapore Holdings Private Ltd 40%.

JADWAL 

• Masa Penawaran Awal : 20 – 28 Juni 2022.

• Perkiraan Tanggal Efektif : 30 Juni 2022.

• Perkiraan Masa Penawaran Umum : 4 – 6 Juli 2022.

• Perkiraan Tanggal Penjatahan : 6 Juli 2022.

• Perkiraan Tanggal Distribusi Saham secara Elektronik : 7 Juli 2022.

• Perkiraan Tanggal Pencatatan di Bursa Efek Indonesia : 8 Juli 2022.

Proses IPO ARKO dibantu oleh Lotus Andalan Sekuritas (terafiliasi) dan Mirae Asset Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

Belajar Langsung Analisa Value Investing GRATIS Via Telegram di

Temukan Saham Fundamental Bagus, Undervalue dan Di Bawah Rp 1000/ lembar

KINERJA

Berdasarkan laporan keuangan yang diterbitkan di prospektus disebutkan bahwa ARKO mencatat pendapatan sebesar Rp 178 Miliar. Pendapatan ini naik sangat signifikan jika dibanding tahun 2020 sebesar 52 milar.

Beban pokok pendapatan tahun 2021 sebesar Rp 80 miliar atau lebih tinggi dibanding tahun 2020 sebesar Rp 22.9 miliar.

Untuk laba tahun berjalan periode 2021 sebesar Rp 44 miliar atau naik signifikan dibanding laba tahun 2020 sebesar minus Rp 16 miliar.

Jumlah aset sebesar Rp 684 miliar, jumlah liabilitas sebesar Rp 519 miliar.

PROFIL

Bisnis emiten yaitu memproduksi tenaga listrik melalui pembangkitan tenaga listrik yang menggunakan berbagai jenis sumber energi. Sumber energi fosil seperti batu bara, gas, bahan bakar minyak dan diesel. Sumber energi terbarukan seperti panas bumi, angin, bioenergi, sinar matahari, aliran dan terjunan air, gerakan dan perbedaan suhu lapisan laut.

Sumber energi hybrid yang menggabungkan sumber energi fosil dengan energi terbarukan, dan energi yang berasal dari teknologi energy storage. namun Kegiatan Usaha Utama Perseroan yang telah benar benar dijalankan saat ini adalah kegiatan Pembangkitan tenaga listrik melalui sumber energi aliran dan terjunan air (PLTM).

Tahun Peristiwa / Kejadian Penting

2010 – Perseroan didirikan

2012 – Memperoleh PPA pertama kali untuk PLTM Cikopo (7,4 MW) dengan PLN

2013 – Dimulainya konstruksi PLTM Cikopo

2014 – Kontrak PPA ditandatangani untuk PLTM Tomasa (10 MW) dengan PLN

2016 – Dimulainya konstruksi PLTM Tomasa

2017 – PLTM Cikopo mencapai tanggal operasi komersial

2019 – PLTM Cikopo dan PLTM Tomasa mendapatkan pembiayaan dari PT Indonesia Infrastructure Finance

2020

– PLTM Tomasa mencapai tanggal operasi komersial

– Kontrak PPA ditandatangani untuk PLTM Yaentu (10 MW) dengan PLN

2021

– Dimulainya konstruksi PLTM Yaentu

– PLTM Yaentu mendapatkan pembiayaan proyek dari PT Indonesia
Infrastructure Finance

Belajar Langsung Analisa Value Investing GRATIS Via Telegram di

Temukan Saham Fundamental Bagus, Undervalue dan Di Bawah Rp 1000/ lembar

Sumber :

1. https://www.cnbcindonesia.com/

2. https://investor.id/

(Sudah dibaca 184 kali, Yang membaca hari ini 1 orang)
Share:

Yuk share pendapatmu di bawah ini