
PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL) optimistis menyambut penghujung tahun 2022 dengan menargetkan kenaikan pendapatan sebesar 15% dan laba bersih tumbuh 20% di tahun ini.
Sekilas info bahwa pendapatan tahun 2021 full year sebesar Rp 18.5 triliun yang artinya jika target emiten untuk tahun 2022 mengalami kenaikan 15% maka target pendapatannya menjadi Rp 21.2 triliun.
Per q2 2022, MTDL sudah mencatatkan pendapatan sebesar 9.7 triliun alias baru mencapai 45.7%.
Untuk laba bersih tahun 2021 sebesar Rp 508.8 miliar. Target laba bersih tahun 2022 sebesar 20% yang artinya MTDL “seharusnya” mendapat laba bersih Rp 610.5 miliar.
Per q2 2022 MTDl sudah menggenggam laba bersih sebesar Rp 271.2 miliar atau baru mencapai 44.4%.
Kabar gembiranya MTDL sudah menyiapkan sejumlah strategi untuk merealiasikan target tersebut. Randy Kartadinata, Direktur MTDL mengatakan langkah-langkah yang diambil sebagai berikut
1. MTDL akan mendukung program BI-FAST untuk memfasilitasi pembayaran ritel menggunakan berbagai platform yang tersedia di mana bank & non-bank yang satu-per-satu akan menjadi peserta BI-FAST (multi-years journey).
2. mempersiapkan divisi khusus solusi cloud dengan menambah kemitraan global untuk segmen bisnis solusi cloud hyperscaler bersama Google Cloud, Amazon Web Services, dan Microsoft Azure.
Cloud ini patut disorot karena pertumbuhannya yang cepat dan menjadi kontributor terbesar jika dibandingkan dengan pilar lainnya yaitu sebanyak 34 persen.
Randy memperkirakan pendapatan perseroan dari cloud akan terus naik karena banyaknya perusahaan yang masih dalam tahap awal beralih ke cloud. Ditambah dengan tren beralih langganan berbasis cloud yang semakin diminati.
3. menerapkan strategi diversifikasi untuk melengkapi portofolio terhadap produk-produk di unit distribusi terutama untuk produk smart phone, produk gaming, dan juga komponen IT dan Notebook.
Sayangnya ekonomi dunia masih bergejolak dengan opsi kenaikan suku bunga yang akan diambil oleh The FED dan Bank Indoensia.
Apakah MTDL bisa terdampak dengan kenaikan suku bunga ini? Randy meyakini fenomena kenaikan suku bunga acuan yang diberlakukan The Fed maupun Bank Indonesia (BI) tidak akan berdampak signifikan terhadap kinerja perseroan. Sebab, sebagian besar pendanaan modal kerja dilakukan dari modal MTDL secara mandiri.
Per penutupan tanggal 20 September 2022 harga MTDL berada di Rp 630. Mengacu EPS annualised 2022 sebesar Rp 44 dan Book value Rp 236 maka harga wajarnya Rp 483, artinya MTDL sekilas sudah overvalue.
Sumber :
1. https://investasi.kontan.co.id/