Siapa yang tidak kenal dengan Ust Yusuf Mansur.
Sepak terjang beliau di ranah investasi sudah relatif lama dan beliau juga memiliki jargon Membeli Ulang Indonesia (1)
Saya kemaren menulis tentang artikel saham-saham yang pernah dibeli maupun disebut oleh Ust Yusuf Mansur. Teman-teman bisa membaca artikelnya disini Mengintip “Nasib” Kinerja Saham Mansurmology Ala Ust Yusuf Mansur
Di artikel kali ini saya akan mengulik tentang Paytren yang akan dijual oleh ustadz yang mempunyai nama lain Jam’an Nurchotib Mansur.
Banyak orang salah menangkap terkait Paytren ini karena memang Ust Yusuf Mansur mempunyai 2 bisnis yang mempunyai nama sama tetapi bisnisnya berbeda.
1. Paytren yang lama dan relatif lebih kondang adalah Paytren layanan MLM yang bisnisnya menjual pulsa serta mencari member dan e-money yang berada di bawah naungan PT Veritra Sentosa Internasional (VSI) atau yang digadang-gadang akan segera IPO bahkan UYM sudah cukup yakin IPO akan terjadi di Bulan September 2021
2. Paytren yang mengelola dana masyarakat dalam bentuk reksadana. Dan yang dijual oleh UYM adalah Paytren reksadana ini.
Paytren Aset Manajemen adalah sebuah usaha dalam bentuk perusahaan efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai Manajer Investasi Syariah. Adapun produk yang dipasarkan adalah reksa dana syariah. PAM menempatkan modal dasar Rp 25 miliar dengan modal disetor Rp 17,653 miliar.
PT PayTren Aset Manajemen atau PAM merupakan Manajer Investasi syariah pertama di Indonesia sebagai implementasi dari rencana OJK memperluas pasar modal syariah Indonesia.
PAM berdiri tanggal 24 Oktober 2017, dengan mengantongi surat izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui Salinan Keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Nomor ; KEP-49/D.04/2017 tentang Pemberian Izin Usaha Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai Manajer Investasi Syariah.
Di dalam PAM ini UYM bertindak sebagai Komisaris Utama dengan kepemilikan saham sebesar 80% (2).
PAM menargetkan dana kelolaan atau asset under management (AUM) senilai Rp 3 triliun tahun ini (2018). Untuk bisa mencapai target, UYM akan mengolaborasikan PAM dengan usahanya yang lain yakni PT Veritra Sentosa Internasional (Treni).
PAM sebagai manajer investasi mempunyai 3 produk yang sudah dirilis yaitu
1. PAM Syariah Saham Dana Falah (Reksadana Saham)
2. PAM Syariah Likuid Dana Safa (Reksadana Pasar Uang)
3. PAM Syariah Campuran Dana Daqu (Reksadana Campuran)
Direktur Utama Paytren Aset Manajemen Ayu Widuri mengatakan bahwa sekarang hanya tinggal 1 reksadana yaitu PAM Syariah Likuid Dana Safa.
Investasi dari RDS SAFA ditempatkan pada instrumen pasar uang syariah dalam negeri, Surat Berharga Syariah Negara, dan sukuk dengan jangka waktu tidak lebih dari 1 tahun yang telah di tawarkan melalui penawaran umum. Selain itu, dana juga ditempatkan pada deposito syariah, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
2 reksadana lainnya yaitu PAM Syariah Saham Dana Falah dan PAM Syariah Campuran Dana Daqu sudah dilikuidasi.
Jika dirinci, RDS DAQU dilikuidasi pada 6 Februari 2020, dan seluruh dana investasi telah dihitung sesuai harga atau nilai aktiva bersih yang berlaku. Dana juga telah ditransfer kepada seluruh rekening bank investor yang terdaftar pada sistem reksa dana online PAM pada 14 Feb 2020 dari Bank Kustosian RDS DAQU atau BNI.
Sementara, RDS FALAH dilikuidasi pada 14 Feb 2020. Di akhir pengelolaan RDS DAQU dan RDS FALAH, walaupun merosot, mencatat penurunan yang lebih kecil jika dibandingkan dengan benchmark-nya yaitu Infovesta Sharia Balanced Fund Index dan Infovesta Sharia Equity Fund Index.
Pembubaran reksa dana syariah yang dikelola PayTren lantaran tidak memenuhi syarat minimal dana kelolaan reksa dana yang diatur oleh Otoritas Jasa Keuangan sesuai dengan Peraturan OJK Nomor 23 tahun 2016 tentang Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif.
Namun sayangnya banyak berita kurang sedap yang beredar karena aksi UYM menjual saham di PAM dengan dalih lepas tanggung jawab.
Dari beberapa media online yang ada disebutkan bahwa PT VSI bermasalah karena tidak mempunyai uang sehingga ada banyak masalah, baik di internal karyawan maupun para member-nya seperti karyawan yang dirumahkan, gaji yang belum dibayarkan hingga deposit uang yang tidak bisa dicairkan.
Problem dari PT VSI ini adalah tidak adanya uang dan menurut stafnya uang-uang tersebut serta uang member sudah dialihkan ke PT PAM dan penjualan PAM ini indikasi dari UYM berlepas tangan dari masalah yang ada.
Sekadar informasi bahwa selain 2 bisnis ini, UYM juga gemar membeli saham-saham gocap atau saham yang memiliki harga Rp 50. Namun sepertinya langkah UYM di ranah investasi saham ini juga tidak begitu menggembirakan karena sebagian besar sahamnya memang turun kembali.
Silahkan dibaca artikelnya disini Mengintip “Nasib” Kinerja Saham Mansurmology Ala Ust Yusuf Mansur
Sumber :
2. https://www.harianaceh.co.id/
5. https://www.cnbcindonesia.com/
6. https://www.cnnindonesia.com/
8. https://www.cnbcindonesia.com/