
Artikel ini ditulis oleh Kikik Rizky Dwinanto. Sumber ada di akhir artikel
Akhir-akhir ini sedang ngetrend kegiatan investasi, menabung dan trading dalam bentuk emas. Tidak perlu diperdebatkan perbedaannya.
Tapi begini, banyak yang memilih membeli emas Antam atau emas UBS atau Mini Gold. Aku tak tertarik dengan ketiganya terutama Antam. Sejak lama aku kampanyekan ke orang yang aku kenal untuk tidak membeli emas Antam.
Apa pasal?
Per hari ini, jika kita membeli emas Antam harganya Rp 972rb. Jika kita menjual balik dihargai hanya Rp 837rb. Selisih Rp 135rb.
Ini gila. Buru-buru kita nabung atau ambil untung. Hanya agar impas saja kita harus menunggu harga emas naik 135rb/gr.
Ada yang menjawab emas untuk jangka panjang.
Betul, tapi kenapa kita membuang/menunggu waktu bertahun-tahun hanya agar harta kita kembali ke nominal awal?
Apalagi kalau kita kepepet keadaan harus menjual, kita dipaksa membuang duit Rp 130rb/gr.
Harga emas berfluktuasi dipengaruhi situasi perekonomian dunia bukan karena perayaan Idul Fitri atau Deepavali.
Dalam situasi dunia yang stabil kenaikan harga 135rb akan terjadi setelah bertahun-tahun naik turun. Aku punya link grafik harga emas dalam rupiah. Datanya sudah bertahun-tahun.
Aku ambil data acak tanggal 20 Agustus 2019 harga beli emas antam adalah 749rb. Jika tiga tahun lalu kita beli emas Antam, dan hari ini kita jual maka kita hanya untung 11%. Diketawain Sandiaga Uno dan Erick Thohir.
Karena itu aku memilih membeli emas lantakan (sebutan di Surabaya) atau emas cukim (sebutan di tempat lain).
Per hari ini selisih jual beli emas lantakan di toko langganan hanya Rp 9rb/gr. Kalau kita beruntung, bulan depan kita kepepet jual, kita sudah bisa ambil untung. Kalaupun harga turun paling rugi belasan ribu saja per gram.
Emas di gambar 9.6 gram. Kalau dijual bulan depan paling rugi 100rb. Bisa juga untung 100rb. Tapi kalau emas itu emas antam, ruginya bisa sejuta lebih dan mustahil kita untung kecuali ada peristiwa dahsyat. Rusia melepaskan bom nuklir misalnya.
Oh iya, gambar emas itu bukan untuk pamer ya. Malu sama Mas Gibran dan Mas Kaesang kalau emas segitu dipamerkan.
Ya masak aku membuat status tentang emas, aku kasih gambar kerikil?
Artikel asli
Kujawab pertanyaan saja disini.
1. Beli dimana emas lantakan?
Di Surabaya aku beli di toko Sumber Djaja Blauran. Toko paling terpercaya menurutku.
Berdasar pengakuan teman-teman, di kota-kota lain juga ada.
2. Liquid?
Sangat liquid, asalkan belinya di toko yang sama, mereka bersedia membeli kembali sesuai harga harian.
Waktunya naik, mereka naikkan harga secara jujur. Kalau mereka gak jujur besok orang gak mau kembali. Jualan emas itu jualan kepercayaan. Perhatikan di gambar, dalam waktu satu bulan harganya turun 10.000/gr. Tapi bisa juga dalam waktu setahun naik 120rb/gr.
3. Emas menjaga harta/nilai, bukan untuk ambil untung?
Itu bukan satu-satunya alasan beli emas.
Emas juga bisa buat trading (jual beli) meski butuh pengetahuan tentang fluktuasi harga emas. Makanya ada gold trading. Dan seperti trading lainnya, tidak ada jaminan 100% untung. Sejauh ini aku selalu beli jual dan untung lebih besar daripada jika uang didepositokan.
Emas untuk menjaga nilai/harta. Tapi kalau beli emas di Antam, tiba-tiba uang kita hilang 135rb/gram. Menunggu harga naik 135rb/gram agar harta kita kembali ke awal.
4. Untuk menghindari spread (selisih jual beli) tinggi, emas Antam bisa dijual beli di komunitas?
Betul, tapi tidak semudah itu jual beli ke orang yang tidak dikenal. Dan kepada yang kita kenal, belum tentu mau beli kalau belum ada rejekinya. Jual ke toko emas terpercaya pasti mau dibeli, wong itu bisnis mereka sendiri.
Catatan : harga emas lantakan hari ini turun sekitar 180rb/gr dibandingkan Agustus 2020. Jadi yang beli emas ketika itu zonk. Apalagi belinya emas Antam. Double zonk.
Artikel asli