
Artikel di bawah ini akan membahas tentang harga wajar saham GJTL (PT Gajah Tunggal Tbk) tahun 2022 berdasar Laporan Keuangan Full Year 2021 yang diawali dengan
- berita,
- sekilas laporan keuangan,
- kinerja saham
- rasio penting dan
- analisa khas InveStory ID
1. Berita
PT Gajah Tunggal Tbk sebagai pemilik brand Gajah Tunggal berhasil meraih penghargaan ‘Top 100 Most Valuable and Strongest Indonesian Brands 2021’ dari Brand Finance yakni konsultan penilaian merk indepen dunia yang berdiri sejak 1996 melalui Brand Finance Indonesia.
Sementara itu, Head of Division Marketing PT Gajah Tunggal Tbk Leonard Gozali, menyatakan terima kasih kepada Brand Finance Indonesia untuk market researchnya dan juga kepada pelanggan setia produk Gajah Tunggal.
Menurut Leonard, pelanggan selalu menjadi prioritas. Karena pelangganlah pihaknya mampu melakukan berbagai hal seperti riset dengan tujuan meningkatkan kualitas produk ban dalam memenuhi kebutuhan konsumen.
“Melalui 4 produk Gajah Tunggal, yaitu GT Radial (PCR), IRC (MC), GITI (TBR) dan Gajah Tunggal (BIAS) kami berhasil menjadi ban yang dipercaya oleh ATPM sebagai ban OEM dan di export ke lebih dari 90 negara di dunia,” ucap Leonard.
Selain itu ada terobosan baru yang sedang dilakukan PT Gajah Tunggal Tbk yaitu menggenjot penjualan melalui jalur digital dengan menggandeng Gtech Digital Co Ltd.
Partner baru Gajah Tunggal ini akan membangun sistem integrasi untuk penjualan dan pemasaran. Gtech Digital juga menganalisis, merancang, mengembangkan, melakukan penyesuaian, serta memasang perangkat keras dan perangkat lunak.
2. Sekilas Laporan Keuangan
PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) telah merilis laporan keuangan full year tahun 2021 dan mencatatkan penjualan Rp 15,3 triliun pada tahun 2021 atau tumbuh sekitar 14% dibandingkan tahun 2020 dengan realisasi penjualan Rp 13,4 triliun.
Kenaikan penjualan dibarengi dengan beban pokok penjualan yang melonjak 23.3% dari Rp 10.7 Triliun di tahun 2020 menjadi Rp 13,2 triliun di tahun 2021.
Laba kotor GJTL tahun 2021 susut menjadi Rp 2,1 triliun, dari sebelumnya realisasi di tahun 2020 sebesar Rp 2,6 triliun.
Emiten yang sekitar 5% sahamnya ini digenggam Lo Kheng Hong membukukan laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 86,3 miliar pada tahun 2021. Jumlah tersebut menyusut 73% ketimbang realisasi pada tahun 2020 dengan capaian laba bersih Rp 320,3 miliar.
Laba per saham GTJL untuk tahun buku 2021 susut menjadi Rp 25 per saham dari tahun 2020 yang sebesar Rp 92 per saham.
Sementara itu, Gajah Tunggal mencatatkan jumlah aset sebanyak Rp 18,4 triliun sepanjang 2021, naik dibandingkan tahun 2020 dengan jumlah aset sebesar Rp 17,7 triliun. Sedangkan, untuk jumlah liabilitas GTJL pada tahun 2021 mencapai Rp 11,4 triliun, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 10,9 triliun.
3. Kinerja Saham
Kinerja GJTL yang menurun di tahun 2021 dari sisi EPS ini ternyata juga diamini dengan kinerja sahamnya yang turun hingga 30%.
Per tanggal 06 April 2021 harga GJTL masih di kisaran Rp 905 dan per tanggal 05 April 2022 ini harganya hanya Rp 630.
Apakah GJTL ini layak invest walopun dimiliki oleh Pak Lo Kheng Hong?
Semua kembali ke masing-masing investor karena tipikal investor seperti Pak Lo adalah tipe investor yang mempunyai modal yang besar dan kesabaran yang panjang.
Lo Kheng Hong : Berinvestasi Dengan Sabar, Sederhana Dan Apa Yang (Tidak) Perlu Kita Ikuti
4. Rasio-Rasio Penting
Harga : 630 (harga penutupan tanggal 05/04/2022)
EPS : 25 (annualized)
Book Value : 2000 (annualized)
Harga Wajar : 1061 (Graham Number)
MOS : 41%
PER : 25.42
PBV : 0.31
GPM : 13.85
NPM : 0.56
ROE : 1.24
5. Analisa InveStory ID
Jika menggunakan EPS 25 dan Book Value 2000 maka harga wajar saham GJTL menurut Graham Number sebesar 1061 berbanding dengan harga sekarang 630.
Artinya GJTL masih undervalue.
Kesimpulan menggunakan harga Rp 630 berdasar Laporan Keuangan Full Tahun 2021
Value investing : GJTL cocok sebagai saham value stock
Growth investing : Jika melihat EPS mulai tahun 2018 hingga 2021 ini, EPS GJTL naik turun bahkan tahun 2018 minus sehingga GJTL tidak cocok dijadikan saham growth stock.
Dividen investing : Dengan div yield hanya kisaran 1-2% maka GJTL tidak cocok dijadikan saham dividen investing
Core investing : GJTL tidak cocok menjadi core stock.
Mau Konsultasi Saham Online Dengan GRATIS?
Temukan Saham Fundamental Bagus, Undervalue dan Di Bawah Rp 1000/ lembar
Belajar Langsung Analisa Value Investing GRATIS Via Telegram di
Follow Instagram InveStory ID untuk hiburan bursa saham
Sumber :
2. https://otomotif.kompas.com/