
Setelah membuka layanan konsultasi baik melalui Whatsapp dan Telegram, saya jadi sedikit banyak tau tentang kebingungan investor pemula saat berinvestasi saham terutama saat ditanya
Kalian bisa konsultasi menggunakan Whatsapp DISINI
Kalian bisa konsultasi menggunakan Telegram DISINI
– berapa target cuannya,
– langkahnya seperti apa,
– apa sudah mulai ditulis secara detail dll
Dan kebanyakan memang mereka masuk ke bursa saham hanya dengan konsep yang tipis yaitu beli saham yang murah dan jual saat harganya lebih tinggi sambil berharap dapat bagger.
Temukan Saham Fundamental Bagus, Undervalue dan Di Bawah Rp 1000/ lembar
Belajar Langsung Analisa Value Investing GRATIS Via Telegram di
Follow Instagram InveStory ID untuk hiburan bursa saham
Menurut saya konsep seperti ini terlalu melayang atau terlalu simpang siur dan biasanya konsep begitu akan mentok saat situasi-situasi yang kurang mengenakkan muncul seperti :
– saham yang kita beli tidak naik-naik bahkan malah turun
– naik tapi cuma sedikit padahal kanan kiri cerita dapat bagger dapat multibagger
Akhirnya semangatpun berkurang.
Dulu saya pernah menulis tentang 2 artikel yaitu target 20% per tahun dan sebaiknya bagi pemula mempunyai target cuan berapa sih. Kalian bisa membaca di artikel ini ya
Investasi Cuan 20% per Tahun Dan Bahaya Floating Loss + Floating Profit
Dan kemaren ada yang konsultasi melalui Telegram “bagaimana kalo dalam 1 tahun saham saya hanya naik 11%, apakah sebaiknya dijual atau dihold saja”.
Saya akan sedikit mengulang lagi di tentang target 20% per tahun ya beserta contohnya
Kata kuncinya adalah
Formula realised profit 20% untuk portofolio bukan per emiten.
Perhatikan baik-baik kata kuncinya yaitu
- Profit 20% dari modal awal
- Sudah direalisasikan (bukan masih floating profit atau floating loss)
- 1 portofolio bukan 1 emiten
Bagaimana dengan sahamnya?
Sudah jelas yang kita beli adalah perusahaan fundamental bagus yang masih undervalue. Tutorial memilih saham fundamental bagus dan masih undervalue bisa dibaca di artikel di bawah ini
Di bulan Januari 2021, saya mempunyai uang 100juta dan dibelikan 5 saham dengan porsi yang berbeda-beda namun tetap menyisakan dana di RDN untuk berjaga-jaga.
– Saham AYAM 20juta
– Saham KUDA 30juta
– Saham SAPI 25juta
– Saham ITIK 10juta
– Saham BABI 5 juta
– cash di RDN 10juta
Target saya adalah uang bertambah 20% dari total modal yaitu 20juta.
Jadi akhir tahun 2021 saya mempunyai modal 120juta bisa dalam bentuk cash semua atau cash sedikit dengan beberapa saham baik yang floating loss maupun floating profit.
Di pertengahan Maret 2021 ternyata kondisi sahamnya menjadi seperti ini
– Saham AYAM 20juta –> FP 3juta (15%)
– Saham KUDA 30juta –> FP 10juta (33.3%)
– Saham SAPI 25juta –> FL 5juta (-20%)
– Saham ITIK 10juta –> FP 500rb (0.5%)
– Saham BABI 5 juta –> FP 7juta (140%)
– Cash 10juta
Dengan melihat kondisi porto yang seperti di atas maka saya merealisasikan profit dari saham BABI dan otomatis saya mendapat keuntungan realisasi sebesar 7juta.
Target 20juta sudah terpenuhi oleh saham BABI sebanyak 7juta sehingga di tahun 2021 masih kurang 13juta.
Di bulan Juli 2021 ada perubahan signifikan di floating profit portofolio karena IHSG sedikit menurun dan kondisi porto seperti ini :
– Saham AYAM 20juta –> FL 5 juta (-20%)
– Saham KUDA 30juta –> FP 5juta (16%)
– Saham SAPI 25juta –> FL 10juta (-40%)
– Saham ITIK 10juta –> FP 1.5juta (15%)
– Cash 22juta (10Juta + hasil penjualan saham BABI 12juta)
Report sementara per Juli =
Target 20juta – 7juta = 13juta
Setelah menyelidiki ternyata di bulan Agustus saya menemukan saham lain yaitu ANGS dan potensi MOSnya sangat tinggi. Saya akhirnya menjual saham KUDA (30juta+FP 5juta) untuk membeli saham ANGS + cash yang ada sebesar 10juta
Karena saya merealisasikan profit dari saham KUDA sebesar 5juta maka target tahun 2021 menjadi hanya 8juta saja (20juta-7juta-5juta). Berikut kondisi portonya di akhir bulan Juli
– Saham AYAM 20juta –> FL 5 juta (-20%)
– Saham ANGS 45juta –> FP 0 (0%)
– Saham SAPI 25juta –> FL 10juta (-40%)
– Saham ITIK 10juta –> FP 1.5juta (15%)
– Cash 12juta
Report sementara per Agustus =
Target 20juta – 7juta – 5juta = 8juta
Di akhir bulan Oktober ternyata IHSG terbang dan porto menjadi seperti ini.
– Saham AYAM 20juta –> FP 10 juta (50%)
– Saham ANGS 45juta –> FP 0 (0%)
– Saham SAPI 25juta –> Fp 2juta (8%)
– Saham ITIK 10juta –> FP 1.5juta (15%)
– Cash 12juta
Saya menemukan saham GAJH yang kinerjanya sangat baik dan masih undervalue dan saya ingin membeli dalam jumlah banyak.
Saya melihat saham SAPI sudah floating profit dan kinerjanya di antara 3 yang ada paling standar maka saya merealisasikan profit dari saham SAPI (25juta+2juta).
Catatan :
Tidak mengapa kita menjual saham yang sedang floating profit sedikit dan masih undervalue selama kita sudah menemukan saham yang menurut analisa kita lebih baik
Saya membeli saham GAJH sebesar 37juta.
Porto menjadi seperti ini.
– Saham AYAM 20juta –> FP 10 juta (50%)
– Saham ANGS 45juta –> FP 0 (0%)
– Saham GAJH 37juta –> FP 0 (0%)
– Saham ITIK 10juta –> FP 1.5juta (15%)
– Cash 2juta
Report sementara per Agustus =
Target 20juta – 7juta – 5juta – 2juta = 6juta
Dan di bulan Desember 2021 saya mendapat dividen sebesar 4juta sehingga report untuk tahun 2021 sesuai dengan target 20% sebagai berikut
– Saham AYAM 20juta –> FP 10 juta (50%)
– Saham ANGS 45juta –> FP 0 (0%)
– Saham GAJH 37juta –> FL 3Juta (-8%)
– Saham ITIK 10juta –> FP 1.5juta (15%)
– Cash 6juta
Report sementara per Desember =
Target 20juta – 7juta – 5juta – 2juta – 4juta = 2juta
Artinya tahun 2021 saya tidak tutup target karena masih kurang 2juta dan untuk target tahun 2022 saya membuat target 20% lagi dari total portofolio yaitu 23,6 juta (20% dari 118.000.000) + hutang 2juta dari target 2021 yang kurang = 25.6juta.
Kira-kira seperti itu.
Memang terlihat rumit namun kalo kita tulis pelan-pelan maka akan semakin mudah.
Temukan Saham Fundamental Bagus, Undervalue dan Di Bawah Rp 1000/ lembar
Belajar Langsung Analisa Value Investing GRATIS Via Telegram di
Follow Instagram InveStory ID untuk hiburan bursa saham