
Bursa Efek Indonesia (BEI) akan kedatangan emiten baru di jajaran perusahaan yang bergelut dalam bisnis perikanan. PT Cilacap Samudera Fishing Industry Tbk (ASHA) sedang dalam proses book building untuk initial public offering (IPO).
Merujuk prospektus perusahaan yang diterbitkan di e-ipo.co.id, ASHA menawarkan sebanyak-banyaknya 1,25 miliar lembar saham baru atau 25% dari modal yang telah ditempatkan dan disetor penuh, dengan harga penawaran Rp 100 – Rp 125 per saham. Dengan harga penawaran tersebut, ASHA mengincar dana sebesar Rp 125 miliar sampai dengan Rp 156,25 miliar. Dalam IPO ini, PT Korea Investment and Sekuritas Indonesia dan PT KGI Sekuritas Indonesia bertindak sebagai penjamin emisi efek.
Seluruh dana yang diperoleh perseroan dari IPO, setelah dikurangi biaya-biaya emisi saham, akan dipergunakan untuk 3 hal berikut yaitu
1. Rp 75 miliar untuk modal kerja perseroan guna pembelian persediaan ikan.
2. Rp 28 miliar akan digunakan perseroan untuk pembelian 99,97% saham PT Jembatan Lintas Global (JLG) yang bergerak dalam bidang perikanan.
Perseroan telah melakukan perjanjian pengikatan jual beli (PJBB) tanggal 6 November 2021 dan diubah dengan addendum tanggal 17 Desember 2021 antara perseroan selaku pembeli dengan pemegang saham JLG, yaitu Ervin Sutioso dan Andi Soegiarto selaku penjual. Rencana pengambilalihan 99,97% saham JLG merupakan transaksi afiliasi karena terdapat kesamaan pemegang saham perseroan dengan pemegang saham JLG.
3. sisa dana lainnya dari IPO akan digunakan sebagai modal kerja perseroan yang digunakan untuk biaya operasional kantor dan biaya operasional kapal.
Berikut susunan pemegang saham ASHA sebelum IPO adalah PT Asha Fortuna Corpora 40%, PT Mestika Arta Dirga 20%, PT Inti Sukses International 20%, Erlin Sutioso 10%, Ervin Sutioso 10%.
Asal tahu saja, ASHA atau Cilacap Samudera Fishing adalah perusahaan yang bergerak di bidang perikanan, pengolahan ikan, pertambakan, galangan kapal, dan hasil ikan lautnya, serta memperdagangkan hasil tersebut khususnya untuk komoditas ekspor.
Produk bahan baku perikanan perseroan berasal dari hasil tangkapan kapal sendiri dan juga berasal dari pembelian dari penyuplai atau pihak ketiga. Sampai dengan prospektus ini diterbitkan, bidang usaha yang sedang dijalankan perseroan adalah perdagangan besar hasil perikanan dan juga aktivitas cold storage.
Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandhu Dewanto melihat ada sejumlah tantangan yang bisa menghadang laju bisnis produk olahan laut termasuk perikanan. Di antaranya adalah
1. masalah kelangkaan container serta kemacetan di berbagai pelabuhan, yang dapat berimbas pada tingginya tarif.
2. faktor cuaca juga seringkali menjadi kendala karena mengakibatkan proses pengiriman menjadi terhambat.
3. bisnis perikanan masih cukup sulit dalam mengontrol harga, terutama bahan baku yang dipengaruhi cuaca dan musim. Oleh sebab itu, perusahaan perlu pengelolaan persediaan yang lebih baik untuk dapat menjaga kualitas produk.
Dalam hal ini, ASHA tampak sudah mengantisipasi persoalan tersebut dengan menyediakan cold storage, yang diharapkan dapat meminimalkan risiko.
Sedangkan faktor pendorong laju bisnis di sektor ini diantaranya kondisi pandemi yang sudah semakin membaik, diharapkan dapat memulihkan permintaan.
Dalam laporan keuangan yang tercantum dalam prospektus, per 31 Desember 2021 ASHA mencetak pendapatan sebesar Rp 168,40 miliar. Merosot 6,09% dibandingkan pendapatan pada tahun 2020, yang sebesar Rp 179,33 miliar.
Meski begitu, ASHA berhasil menekan beban. Tercatat bahwa beban pokok pendapatan ASHA pada tahun lalu sebesar Rp 147,20 miliar atau 7,72% lebih kecil dibandingkan Rp 159,53 miliar pada tahun 2020.
Alhasil, ASHA mengantongi laba kotor sebesar Rp 21,19 miliar hingga akhir tahun lalu. Tumbuh 7,02% dibandingkan laba kotor tahun 2020 dengan raihan Rp 19,80 miliar.
Dari sisi bottom line, ASHA berhasil membukukan laba bersih tahun berjalan senilai Rp 894,94 juta. Naik 39,26% ketimbang laba bersih tahun 2020 yang sebesar Rp 642,60 juta.
Adapun perkiraan jadwal penawaran umum perdana saham ASHA adalah sebagai berikut:
- Masa penawaran awal: 22-27 April 2022
- Perkiraan tanggal efektif: 12 Mei 2022
- Masa penawaran umum: 13-18 Mei 2022
- Tanggal penjatahan: 18 Mei 2022
- Tanggal distribusi saham: 19 Mei 2022
- Tanggal pencatatan saham pada Bursa Efek Indonesia: 20 Mei 2022
Sumber :
1. https://investasi.kontan.co.id/
2. https://www.cnbcindonesia.com/
4. https://investasi.kontan.co.id/