
Artikel di bawah ini akan membahas tentang harga wajar saham BYAN (Bayan Resources Tbk Tbk) tahun 2022 berdasar Laporan Keuangan Full Year 2021 yang diawali dengan
- berita,
- sekilas laporan keuangan,
- kinerja saham
- rasio penting dan
- analisa khas InveStory ID
1. Berita
Wilayah izin usaha pertambangan (WIUP) milik lima anak usaha PT Bayan Resources Tbk (BYAN) menciut. Kelima anak usaha tersebut yakni PT Bara Sejati berkurang dari semula 2.981 hektare (ha) menjadi 2.930 ha, PT Cahaya Alam menyusut dari 3.457 ha menjadi 3.193 ha., PT Dermaga Energi menyusut dari semula 3.784 ha menjadi 3.120 ha, WIUP tahap eksplorasi PT Orkida Makmur berkurang dari semula 1.061 ha menjadi 310 ha, dan WIUP tahap eksplorasi PT Sumber Api menyusut dari 2.364 ha menjadi 1.915 ha.
Pada tanggal 14 Januari dan 2 Februari 2022, anak usaha yang dimiliki secara langsung dan tidak langsung melalui Kangaroo Resources Pty Ltd ini telah menerima surat keputusan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang berisi penciutan dan persetujuan penyesuaian izin usaha pertambangan pada tahap kegiatan eksplorasi dan tahap kegiatan operasi produksi untuk komoditas.
Di sisi lain, pemilik sekaligus Direktur Utama emiten batu bara PT Bayan Resources Tbk (BYAN), Low Tuck Kwong menambah kepemilikannya di perusahaan tersebut sebesar 5,96% menjadi 61,18% dari sebelumnya 55,22%.
Menurut keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), transaksi pembelian saham ini dilakukan pada Selasa (15/3/2022) dengan nilai pembelian mencapai Rp 1,29 triliun.
Rinciannya, Low Tuck Kwong membeli 198.707.500 saham BYAN di harga Rp 6.488/saham. Harga tersebut berada di bawah harga pasar saham BYAN per penutupan Selasa di Rp 40.275/unit.
Low Tuck Kwong tercatat rajin membeli saham BYAN. Sejak awal tahun ini saja, pria 73 tahun tersebut sudah 6 kali memborong saham BYAN dan transaksi ini bertujuan sebagai investasi dengan status kepemilikan langsung
2. Sekilas Laporan Keuangan
BYAN sudah merilis laporan keuangan untuk tahun periode 2021 dan kinerjanya menggila alias sultan.
Perusahaan milik taipan Dato’ Low Tuck Kwong ini meraih pendapatan sebesar US$ 2,85 miliar hingga periode 31 Desember 2021, naik 104,44% dari pendapatan US$ 1,39 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Di mana, 99,75% pendapatan ditopang sektor batu bara ke pihak ketiga sebesar US$ 2,64 miliar pada 2021 atau meningkat 50,5% dari US$ 1,32 miliar pada tahun sebelumnya.
Beban pokok pendapatan BYAN selama satu tahun tercatat senilai US$ 951,13 juta atau naik tips dari tahun sebelumnya US$ 932,24 juta. Sehingga laba bruto meningkat menjadi US$ 1,90 miliar dari laba bruto US$ 462,86 juta tahun sebelumnya.
BYAN mencatat laba tahun berjalan yang diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar US$ 1,21 miliar atau melonjak 268,91% dari perolehan tahun sebelumnya US$ 328,74 juta.
Capaian itu mendongkrak laba per saham dasar BYAN menjadi US$ 0,36 per saham dari sebelumnya hanya US$ 0,10 per saham.
Selain laba, aset BYAN juga meningkat pesat. Jumlah aset perseroan mencapai US$ 2,43 miliar hingga periode 31 Desember 2021 naik mengalami kenaikan sebesar US$ 813,98 juta atau 50,3% dari jumlah aset US$ 1,62 miliar hingga periode 31 Desember 2020.
Jumlah liabilitas turun menjadi US$ 570,81 juta hingga periode 31 Desember 2021 mengalami penurunan sebesar US$ 187,36 juta atau 24,7% dari jumlah liabilitas US$ 758,17 juta hingga 31 Desember 2020. Hal ini terutama disebabkan adanya pelunasan Senior Notes, penurunan liabilitas derivatif karena nilai wajar yang lebih baik diimbangi dengan meningkatnya utang pajak karena profitabilitas.
3. Kinerja Saham
Kinerja perusahaan yang seperti sultan ternyata diikuti juga dengan kenaikan sahamnya yang seperti sultan juga.
Bisa diperhatikan melalui grafik tanggal 01 April 2021 harga BYAN masih di kisaran Rp 12.500 dan per tanggal 31 Maret 2022 harga BYAN tembus to the sun menjadi Rp 43.350 atau naik 246%.
Namun perlu diketahui juga kalo saham yang beredar yang dimiliki masyarakat hanya kisaran Rp 960juta lembar saja jadi sangat-sangat tidak likuid.
4. Rasio-Rasio Penting
Harga : 43350 (harga penutupan tanggal 31/03/2022)
EPS : 0.36383/5093 (annualized)
Book Value : 0.5401/7561 (annualized)
Harga Wajar : 29435 (Graham Number)
MOS : –
PER : 8.04
PBV : 5.41
GPM : 66.65
NPM : 42.52
ROE : 67.37
5. Analisa InveStory ID
Jika menggunakan EPS 5093 dan Book Value 7561 maka harga wajar saham BYAN menurut Graham Number sebesar 29435 berbanding dengan harga sekarang 43350.
Artinya BYAN sudah overvalue.
Kesimpulan menggunakan harga Rp 43350 berdasar Laporan Keuangan Full Tahun 2021
Value investing : BYAN tidak cocok sebagai saham value stock
Growth investing : Saham siklikal jarang yang bisa menjadi saham growth investing karena kinerja mereka benar-benar terpengaruh dengan naik turunnya komoditas dari bisnis mereka. Termasuk BYAN ini.
Dividen investing : BYAN tidak cocok dijadikan saham dividen investing.
Core investing : Walopun marketcap tembus 139T, BYAN tidak cocok dijadikan sebagai core stock karena kinerjanya yang naik turun dan kurang likuid.
Bolehkah saya invest di BYAN? Silahkan saja asal tau alasan kuatnya.
Sumber :
2. https://investasi.kontan.co.id/
3. https://www.cnbcindonesia.com/