Emiten produsen keramik, PT Arwana Citramulia Tbk (ARNA) telah merilis laporan keuangannya dan mendapat kenaikan laba bersih 44.15%.
Baca : ARNA Q1 2022 : Laba Naik 44.15%, Masih UNDERVALUE, Mau Masuk Sekarang Boleh?
Dan memang ada beberapa langkah yang telah diambil manajemen agar kinerjanya terus mengkilap yaitu melakukan inovasi untuk membuat keramik yang menyasar pasar premium serta melakukan efisiensi terhadap penggunaan gas.
Langkah berani untuk masuk ke pasar premium yang dikuasai oleh produk asing diambil, setelah industri keramik menerima harga gas khusus sebesar US$ 6 per MMBTU sejak tahun 2020. Perusahaan menilai, segmen produk menengah ke atas ini memiliki peluang pasar yang cukup besar. Sehingga dengan peluncuran produk ini, Arwana akan mampu bersaing secara head to head dengan produk impor asal China.
Chief Operation Officer (COO) Arwana Citramulia Edy Suyanto mengatakan, ARNA akan mencoba bersaing dengan produk impor lewat peluncuran produk anyarnya glazed porcelain atau homogeneous tile (HT), dengan brand ARNA.
Kabar gembiranya adalah sejak pertama diluncurkan, produk anyar ini langsung disambut baik oleh pasar. Buktinya, ARNA tidak membutuhkan waktu lama untuk mulai melakukan ekspansi penambahan kapasitas produksi, demi memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat dari waktu ke waktu bahkan demand sudah lebih besar dari kemampuan suplai, untuk produk berukuran 60×60 dengan brand ARNA.
Selain itu, rencana bisnis ARNA juga didukung oleh kelengkapan jaringan distribusi yang dimiliki oleh perusahaan, dengan total hampir 34.000 outlet yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.
Di tahun ini, ARNA berencana menambah lima sub distributor, 2 di wilayah Sumatra, 1 di Jawa, dan 2 di Kalimantan.
Edy bilang, ekspansi jaringan pemasaran juga merupakan strategi utama yang dilakukan perusahaan selama ini. Sebab, strategi ini merupakan salah satu faktor yang membuat perusahaan tetap bisa bertahan selama pandemi Covid-19 ini, termasuk ketika sektor properti melesu sebagai dampak pandemi virus corona.
“Kami bersyukur bahwa 99% dari total penjualan kami berfokus pada ritel, ini membuat kami kokoh dan tidak terganggu dan terdampak pada saat sektor properti stagnan, karena yang beli adalah pemakai langsung,” jelas Edy.
“Kami lebih sering me-launching produk baru dengan tentu didukung teknologi digital printing terbaru, dan dengan design up to date dari Italia, sehingga selama tahun lalu, yang menjadi kunci keberhasilan kami adalah berupa konsistensi meluncurkan produk baru,” pungkas Edy.
Di sisi lain ARNA juga menargetkan penurunan pemakaian gas hingga 6 persen pada 2022. Chief Financial Officer (CFO) Arwana Citramulia Rudy Sujanto mengatakan, pada 2021 perseroan menurunkan pemakaian gasnya hingga 9 persen per 1 meter persegi keramik.
Perusahaan optimistis tahun 2022 ini dapat melanjutkan tren penghematan pemakaian gas hingga turun 6 persen.
Menurutnya, target laba Rp612 miliar tahun ini tidak berasal dari selisih harga gas per MMBTU, tetapi, penghematan yang timbul karena efisiensi pemakaian gas, kuantitas pemakaian gas yang turun karena utilisasi semakin baik, inovasi dari sisi bahan baku, dan perbaikan teknik produksi. “Dari sini kami bisa menghemat konsumsi gas secara kuantitas,” ucapnya.
Sumber :
2. https://industri.kontan.co.id/