Bagi investor pemula, membeli saham seperti membeli barang pada umumnya. Padahal membeli suatu saham harus mempunyai tujuan awal agar kita bisa menempatkan saham-saham tersebut sesuai dengan kondisinya.

Saham SAPI mempunyai kinerja yang stabil dengan harga yang wajar artinya kita tidak bisa berharap capital gain yang fantastis.

Namun saham AYAM bergerak lincah kadang kinerjanya baik kadang turun sehingga momen membeli di harga bawah merupakan salah satu kunci terbaik mendapat hasil yang optimal.

Sedangkan saham ITIK pelan tapi pasti naik sehingga kita bisa berharap capital gain dan juga dividennya.

Salah satu investor kawakan yaitu Peter Lynch dalam bukunya “One Up On Wallstreet” mengungkapkan bahwa perusahaan itu bisa dibagi menjadi kedalam 6 kategori yang berbeda menurut cara investasinya. Kategori-kategori tersebut adalah Slow Grower, Stalwarts, Fast Grower, Cyclical, Turnaround dan Asset Play.

FYI, Peter Lynch adalah seorang manager investasi asal Amerika Serikat yang mengelola dana investasi bernama Magellan Fidelity. Selama 13 tahun mengelola Fund tersebut, Peter berhasil mencatat return tahunan sebesar 29%.

Disini saya menganalisa dan merangkum dari berbagai sumber tentang 6 jenis perusahaan dan diharap saat mau membeli saham, teman-teman sudah bisa menempatkan saham tersebut sebagai apa agar mendapat hasil optimal sesuai dengan pilihan sahamnya.

Disclaimer : Penyebutan contoh saham disesuaikan dengan kondisi artikel ini ditulis yaitu tanggal 15 April 2022 dan merupakan opini pribadi.

1. Slow Grower (Pertumbuhan yang lambat)

Sesuai dengan namanya, perusahaan dalam kategori ini memiliki pertumbuhan yang lambat. Peter Lynch mengatakan “big companies, small moves”, yang berarti perusahaan-perusahaan besar yang sudah menjadi market leader di bidangnya tidak diharapkan tumbuh dalam rate yang spektakuler.

Perusahaan yang masuk dalam klasifikasi ini adalah perusahaan yang sudah sangat matang dengan target pertumbuhan di bawah 10%. Produk dan jasa yang mereka tawarkan juga sudah sangat terkenal dan digunakan masyarakat sehari-hari. Perusahaan ini hanya diharapkan untuk tumbuh sedikit melebihi pertumbuhan ekonomi negara. Dan biasanya perusahaan ini secara rutin dan royal memberikan dividen setiap tahun.

Tipe ini cocok untuk investor berisiko rendah yang tidak mengharapkan kenaikan modal setinggi langit.

Dalam portofolio Lynch, saham jenis ini tidak terlalu banyak dibeli. Karena menurutnya jika suatu perusahaan pertumbuhannya tidak kemana-mana, begitu juga dengan harga sahamnya.

Bagi teman-teman yang berinvestasi saham namun tetap merasa aman dan nyaman bisa membeli saham-saham ini.

Apa yang menjadi patokan suatu perusahaan menjadi slow grower?

– EPS stabil atau tumbuh namun tipis-tipis saja

– Book value tumbuh

– Harganya sudah masuk ke fair value atau cenderung mahal

– Membagikan dividen minimal 4%

– Market cap di atas Rp 100 triliun

– Sudah menjadi holding company yang mempunyai berbagai lini bisnis atau memiliki bisnis dari hulu ke hilir

– Kalian tau keberadaan perusahaan ini yang artinya sudah besar dan menjadi market leader

Contoh perusahaan di dalam kategori saham ini menurut saya adalah : BBRI, ASII atau TLKM

Kenapa BBRI atau ASII atau TLKM? Karena kita tau bahwa BBRI dan ASII sudah ada dimana-mana cabangnya, market leader, rutin membagikan dividen dan yang pasti tetap tumbuh.

Apakah UNVR termasuk saham slow grower? Kalo menurut saya sudah tidak, karena kinerjanya menurun dan beberapa artikel ini menjelaskan alasannya

Siapakah Yang Membuat Harga UNVR Terus Menurun?

Mengapa UNVR “LONGSOR” & 3 Solusi Buat Investor Yang Nyangkut Di UNVR

UNVR : Benarkah Sebagai Bukti In Fundamental We Loss & Fundamental Sudah TIDAK Berguna?

2. Stalwarst (Pertumbuhan Menengah)

Kategori Saham selanjutnya adalah Stalwarts.

Saham yang masuk ke dalam kategori Stalwarst ini adalah saham fast growers yang mulai melambat namun tetap mempunyai pertumbuhan di kisaran 10-20%. Meskipun begitu, mereka adalah perusahaan terkenal dan terhormat di mata publik, relatif berisiko rendah dan dapat dengan cepat pulih dari resesi.

Kategori saham Stalwarst ini kebanyakan dihuni oleh saham-saham defensif, yakni dari sektor industri yang tidak terpengaruh dengan kondisi ekonomi yang ada, atau tahan terhadap krisis. Contohnya consumer good.

Apa yang menjadi patokan suatu perusahaan menjadi stalwarst?

– EPS tumbuh di atas 10%

– Book value tumbuh

– Harganya cenderung mahal atau overvalue

– Rasio DER stabil

– Membagikan dividen minimal 4%

– Market cap antara 10 – 100 triliun

– Sering melakukan ekspansi

– Masih mengandalkan produk inti dengan beberapa variasinya

Contoh perusahaan di dalam kategori saham ini menurut saya adalah : SIDO

Kenapa SIDO? Jika kita membaca di media-media seperti disini Harga Wajar Saham SIDO Tahun 2021 (Full Year), Laba Bersih Yang Tumbuh 35% & Masa Depan Yang Cerah, maka kita akan tau apa yang sedang dilakukan oleh manajemen dan berapa target pertumbuhannya.

SIDO ini sedang ingin menambah kapasitas ekspor dengan target pertumbuhan minimal 15%.

3. Fast Grower (Pertumbuhan Fantastis dan Stabil)

Perusahaan-perusahaan ini mungkin tidak sebesar atau secara fundamental sekuat saham dari 2 kategori sebelumnya, tetapi mereka memiliki potensi untuk tumbuh setidaknya 20% atau bahkan lebih tinggi setiap tahun.

Rata-rata CAGR Laba Bersih yang dihasilkan perusahaan-perusahaan seperti ini diatas 20%/ tahunnya.

Tetapi pertumbuhan seperti itu harus didorong oleh pendapatan dan laba yang dihasilkan oleh ekspansi bisnis, bukan dari penjualan aset.

Selain itu potensi untung ini juga wajib diimbangi dengan risiko yang melekat. Perusahaan kecil yang jor-joran dalam bertumbuh bisa jadi kehabisan stamina di tengah jalan, sehingga membuatnya tidak menarik lagi.

Salah satu keuntungan berinvestasi di saham ini adalah teman-teman dapat menahannya selama mereka dapat mempertahankan tingkat pertumbuhannya. Namun di sisi lain kita juga harus tanggap terhada siklus sektor dan kinerja perusahaannya karena jika ruang ekspansi sudah mature maka tinggal menunggu kinerja perusahaan tersebut melambat

Apa yang menjadi patokan suatu perusahaan menjadi fast grower?

– EPS  tumbuh di atas 20%

– Book value stabil

– Rasio DER naik turun

– Belum tentu membagikan dividen

– Market cap di bawah Rp 10 triliun

– Sering melakukan ekspansi

– Dan kata kunci yang utama adalah sektornya baru berkembang

Sektor ini menjadi kata kunci utama agar suatu perusahaan bisa tumbuh dengan eksponensial atau fast grower. Contoh sektor yang sedang melesat adalah di bidang internet maka tentu saja para perusahaan yang memang berkecimpung di sektor ini akan mendapat durian runtuh sebagai pembuka jalan.

Sebenarnya agak susah untuk menemukan contoh saham fast grower namun mungkin jika boleh disebut emiten luar yaitu TESLA.

TESLA menemukan momentum yang tepat saat industri kendaraan listrik atau electric vehicle mulai berkembang, TESLA sudah siap sehingga Tesla menjadi produsen paling besar EV global.

Pada tahun lalu, pabrikan besutan Elon Musk itu berhasil mengapalkan 936 ribu unit EV, meningkat dibandingkan pada 2020 yang sebesar 436 ribu unit. Ujung tombak penjualan masih dipegang Tesla Model-3 dengan tingkat penjualan mencapai 501 ribu unit.

Kalopun harus menyebut saya akan menyebut saham ISSP. Untuk detailnya kenapa ISSP bisa dibaca disini ISSP : Harga Wajar ISSP 2022, Kinerja ISTIMEWA, UNDERVALUE & Kok Malah Nyungsep Sahamnya

4. The Cylicals (Siklus)

Saham cyclicals adalah perusahaan yang penjualan dan keuntungannya naik dan turun dengan cara yang lebih atau kurang dapat diprediksi. Mereka bisa mengalami masa ekspansi dan kontraksi yang silih berganti karena kemampuan mereka untuk menghasilkan laba sangat sensitif terhadap faktor-faktor eksternal tertentu.

Sebagian besar terkait dengan harga komoditas seperti minyak, petrokimia, emas, timah, kelapa sawit, batubara, nikel, tembaga, karet, pulp, maupun real estate atau properti. Sebagai contoh, perusahaan batubara atau sawit pendapatannya akan sangat dipengaruhi oleh harga batubara dan permintaan pasar.

Pastikan Anda benar-benar memahami siklus bisnis mereka, termasuk siklus sumber daya atau harga komoditas yang mempengaruhi pendapatan mereka. Kalau tidak, Anda bisa membeli di bagian siklus yang salah.

Trik dalam berinvestasi dalam perusahaan komoditas adalah dengan memperhatikan siklusnya yaitu di saat harga komoditasnya rendah biasanya harga sahamnya akan ikut murah. Saat menjualnya yaitu ketika harga komoditasnya sudah mulai melandai atau saat harga komoditasnya di puncak.

Kita dapat memperoleh hasil yang sangat fantastis juga timing kita pas dalam membeli saham-saham cylicals. Dan orang-orang yang memiliki pekerjaan, aau pengetahuan khusus terkait perusahaan siklikal ini, memiliki keuntungan dalam menentukan timing yang tepat.

Apa yang menjadi patokan suatu perusahaan menjadi The Cylicals (Siklus)?

– EPS naik turun seiring perkembangan harga komoditas

– Book value stabil

– Rasio ROE, GPM atau NPM naik turun

– Saat musim panen komoditas maka dividennya akan selangit

Contoh saham siklus : Indo Tambang Megah Raya (ITMG)

5. Turn Around (Dari Rugi menjadi Untung)

Turnarounds adalah sebutan untuk perusahaan yang hampir bangkrut, namun mampu bangkit kembali. Perusahaan seperti ini biasanya mempunyai harga saham yang downtren atau jatuh terjun bebas, dan di jauhi oleh pasar.

Namun ketika perusahaan mampu memperbaiki kinerjanya dan bangkit, maka harga sahamnya akan naik kembali. Kemampuan mendeteksi lebih dini perusahaan dalam kategori ini, bisa mendatangkan potensi keuntungan yang sangat tinggi ketika kinerjanya benar-benar membaik.

Dari rugi menjadi profit dan terus growth. Ketika kita mampu menilai sebuah saham adalah sebuah saham turnaround maka kita bisa mendapatkan profit yang fantastis.

Konsep saham turn around ini dekat sekali dengan perusahaan siklus di poin 4.

Tapi apakah ada perusahaan non komoditas bisa menjadi turn aroound? Bisa saja.

Apa yang menjadi patokan suatu perusahaan menjadi Turn Around?

– EPS naik turun

– Book value stabil

– Rasio ROE, GPM atau NPM naik turun

Contoh saham turnaround menurut saya : ANJT 

Teman-teman bisa membaca detail tentang ANJT DISINI

Peringatan :

Saham turn around ini ibarat 2 sisi mata uang. Kalo sukses membalikkan kinerjanya menjadi positif kita akan ikut menikmati tetapi potensi bangkrut dan delistingnya juga sama besar.

6. Asset Play (Aset Melimpah)

Perusahaan jenis ini adalah perusahaan yang memiliki aset berharga di dalam balance sheet-nya. Namun meski begitu, tidak banyak orang yang menyadari sehingga sahamnya diharga di harga yang murah.

Asset ini bisa berupa cash, properti, atau persediaan.

Dalam kategori saham Asset plays ini, dihuni oleh saham perusahaan yang assetnya lebih besar dari pada asset yang tertulis di pembukuan, atau pun yang di taksir oleh analis.

Istilah lainnya adalah perusahaan yang mempunyai asset terpendam, yang belum tertulis atau tercatat. Aset tersebut bisa berupa tanah, property, anak perusahaan dll.

Perusahaan-perusahaan ini biasanya memiliki aset bernilai tinggi seperti real estate atau saham di perusahaan lain, seperti Berkshire Hathaway, perusahaan induk Warren Buffett yang memiliki saham di sejumlah bisnis yang berbeda.

Jika Anda menaruh uang di perusahaan Asset Plays yang berinvestasi dalam bisnis yang menguntungkan atau di real estate utama, nilai perusahaan Asset Plays juga akan meningkat. Itu berarti Anda memiliki kesempatan untuk menikmati capital gain besar ketika pasar menyadari nilai riil dari aset yang dipegang perusahaan.

Apa yang menjadi patokan suatu perusahaan menjadi aset play?

Untuk rasio tidak ada tetapi kita bisa mencari tau detailnya justru di bagian aset terutama aset lancar.

Contoh saham asset play menurut saya adalah SRTG dan BUKA dengan catatan berikut

SRTG merupakan contoh paling sahih dari perusahaan Berkshire Hathaway.

Asetnya adalah saham yang ditempatkan di perusahaan lain.

Teman-teman bisa membaca detail tentang SRTG disini SRTG Lap Keu Q4 2021 : Memahami Laba Yang Sebenarnya

Selain SRTG saya malah melihat potensi dari BUKA untuk menjadi perusahaan aset play namun dengan catatan kemampuan manajemen untuk menggunakan aset jumbonya dengan istimewa.

Teman-teman bisa membaca artikel tentang BUKA disini BUKA Lap Keu Q4 2021 : Memahami Cerita Kenaikan EPS Dan Langkah Manajemen Memanfaatkan Dana Jumbo

Tidak ada indikator yang mutlak dalam menilai sebuah saham. Bisa saja sebuah saham masuk ke dalam 2 kategori sekaligus. Namun klasifikasi di atas sangat membantu kita dalam merancang portfolio saham yang kita inginkan.

Jika kita ingin mengetahui suatu saham lebih cocok masuk ke tipe tertentu maka disarankan untuk rutin membaca

– laporan keuangan

– laporan tahunan

– public expose

– membaca web-web terkait atau browsing di Stockbit, Telegram atau IG.

Sumber :

1. https://id.investing.com/

2. http://www.bukuinvestasi.com/

3. https://nabungsaham.id/

4. https://duitmue.com/

5. https://nadkridya.com/

6. https://otomotif.bisnis.com/

(Sudah dibaca 1,619 kali, Yang membaca hari ini 2 orang)
Share:

Yuk share pendapatmu di bawah ini